Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Lanjut Jualan Saham BBCA, IHSG Tertekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat. Namun dalam beberapa saat langsung menuju di zona merah akibat tekanan jual oleh investor asing.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com,JAKARTA — Aksi jual investor asing terhadap sejumlah saham berkapitalisasi pasar jumbo kembali menekan pergerakan indeks harga saham gabungan pada awal perdagangan Rabu (16/9/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) terjun ke zona merah pada awal perdagangan Rabu (16/9/2020). Indeks turun hingga sempat menyentuh level support 5.087,889 pada sesi pembukaan.

Investor asing langsung menekan IHSG dengan aksi jual atau net sell Rp72,42 miliar pada awal perdagangan. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menempati daftar teratas daftar net foreign sell dengan Rp43,4 miliar.

Sepekan terakhir, saham BBCA tengah menghadapi tekanan. Tercatat, pergerakan mengalami koreksi 6,73 persen dengan rentang pergerakan support Rp28.100 dan resistance Rp31.100.

Selain BBCA, investor asing juga melepas saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan net sell Rp10,2 miliar. Selanjutnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga dilepas asing senilai Rp7,0 miliar pada awal sesi perdagangan.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan memprediksi IHSG akan menguat terbatas pada Rabu (16/9/2020). Secara teknikal, candlestick mengalami koreksi setelah menyentuh area moving average 50.

“Namun, diperkirakan masih berpotensi melanjutkan penguatan terlihat dari candlestick yang membentuk higher high dan higher low,” ujarnya melalui riset, Rabu (16/9/2020).

Dennies mengatakan pergerakan akan dipengaruhi kekhawatiran tingginya kasus Covid-19 dari dalam negeri. Selain itu, diperkirakan pergerakan akan cenderung terbatas menjelang penetapan suku bunga Bank Indonesia dan The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper