Bisnis.com, JAKARTA - Simpanan besar cadangan fiskal Singapura terbukti menjadi keuntungan bagi mata uang nasional.
Dolar Singapura naik ke level tertinggi dalam enam bulan pada minggu lalu - menghapus kerugian akibat pandemi - setelah pemerintah meluncurkan paket stimulus baru, yang sebagian dibiayai oleh pengeluaran yang tidak terpakai dari anggaran sebelumnya.
Dengan total bantuan pandemi yang dijaminkan sekarang lebih dari S$100 miliar atau sekitar Rp1.073 triliun, tekanan pada Otoritas Moneter Singapura (MAS) untuk mengelola inflasi dan mata uang negara tersebut semakin berkurang.
“Kemampuan untuk menggali jauh ke dalam cadangan fiskal dari tahun-tahun surplus jelas merupakan keuntungan,” kata Kepala Ekonomi dan Strategi di Mizuho Bank Ltd. Vishnu Varathan.
Dia melihat dolar lokal menguat melampaui 1,36 versus greenback, dari US$1,3718 pada pukul 7.30 pagi waktu setempat, Senin (24/8/2020). Varathan memperkirakan dolar Singapura akan bergerak konservatif, melihat dorongan dolar AS yang bearish.
Analis Malayan Banking Bhd. memperkirakan dolar Singapura akan menguat ke level 1,35.
Baca Juga
Penyangga fiskal Singapura sangat kontras dengan situasi di banyak negara maju lainnya, yang mengandalkan peningkatan utang dan penurunan suku bunga oleh bank sentral untuk mendanai stimulus.
MAS, yang memiliki dua keputusan kebijakan terjadwal dalam setahun, mengambil tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada bulan Maret dengan menurunkan titik tengah pita mata uang dan mengurangi kemiringannya menjadi nol.
Deputi Direktur Pelaksana Edward Robinson mengatakan bulan ini bahwa tanggapan moneter tetap sesuai.