Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan adanya peningkatan pendapatan dan laba bersih berdasarkan pada angka penjualan indikatif untuk semester I/2020.
Dalam rilis pers perseroan yang dipublikasikan di laman keterbukaan informasi BEI, Jumat (24/7/2020), perseroan mengklaim mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp21,77 triliun, tumbuh 1,5 persen year-on year pada periode 6 bulan pertama tahun ini.
Hal ini berarti, penjualan pada periode kuartal kedua hanya sebesar Rp10,6 triliun, menurun 1,6 persen secara tahunan dan anjlok 4,8 persen secara kuartalan.
Perseroan mengklaim pertumbuhan pendapatan tersebut didorong oleh kenaikan penjualan domestik sebesar 1,6 persen dibandingkan dengan semester pertama tahun 2019. Sementara, selama periode April hingga Juni tahun ini, penjualan perseroan sudah tergerus 1,2 persen secara yoy.
“Kuartal II merupakan periode yang penuh tantangan terutama untuk unit Unilever Foods Solution (UFS) yang konsumennya adalah Hotel, Restoran & Café (Horeca),” tulis manajemen dalam rilis pers, Kamis (23/7/2020).
Adapun, emiten berkode saham UNVR tersebut menilai penjualan domestik ritel tanpa UFS menunjukkan performa pertumbuhan positif yakni kenaikan 2,4 persen secara yoy sepanjang semester pertama tahun ini dan 0,4 persen secara yoy pada kuartal II/2020.
Baca Juga
Produsen pasta gigi Pepsodent tersebut menjanjikan laporan keuangan interim semester I/2020 (tidak diaudit) akan dipublikasikan pada tanggal 30 Juli 2020 mendatang.
Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin mengatakan dampak dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akan terlihat pada data kinerja kuartal II/2020. Dalam prediksinya, hampir semua perusahaan akan menunjukkan kinerja negatif selama periode tersebut.
“Namun, kami berpikir capaian perseroan sejalan dengan run-rate 48,4 persen (Mirae Asset Sekuritas) dan 49 persen (konsensus) pada paruh pertama tahun 2020 di tengah kondisi yang menantang pada kuartal kedua tahun 2020 meskipun sedikit di bawah pencapaian tahun lalu,” jelas Mimi dalam publikasi risetnya, Jumat (24/7/2020).
Untuk itu, sekuritas merekomendasikan trading buy saham UNVR dengan target harga Rp9.300. Mimi Halimin menurunkan target harga UNVR dari sebelumnya Rp9.600 dengan perhitungan atau PER 45.6 kali estimasi earning per share tahun 2020. Dia juga memperkirakan laba tahun berjalan perseroan hanya akan tumbuh tipis dari posisi Rp7,39 triliun pada tahun lalu menjadi Rp7,79 triliun pada tahun ini.
Mimi meyakini UNVR adalah perusahaan konsumer yang sudah cukup tangguh, dan permintaan terhadap produknya diproyeksi tetap stabil meski diterpa kondisi ekonomi yang tak menentu.
Namun, sekuritas juga khawatir pengeluaran untuk iklan dan promosi yang terus membumbung tidak cukup efisien untuk meningkatkan pendapatan dalam kondisi pelemahan ekonomi seperti saat ini.
Di sisi lain, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama dalam publikasi risetnya merekomendasikan beli saham UNVR untuk periode jangka panjang.
“Berdasarkan perspektif teknikal, pergerakan harga saham UNVR sudah mengalami proses uptrend mengingat beberapa garis MA50 dan EMA50 sudah membentuk pola golden cross. Di sisi lain, pola inverted head and shoulders sudah terlihat. Maintain buy dengan estimasi target harga jangka panjang pada level Rp10.175,” pungkasnya.