Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Avrist AM Susun Aset Dasar Reksa Dana Pendapatan Tetap

Obligasi korporasi dipilih yang memiliki tenor 3—5 tahun sementara Surat Utang Negara (SUN) dipilih dari seri-seri benchmark.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Avrist Asset Management memasang strategi berbeda untuk setiap produk reksa dana pendapatan tetap kelolaannya pada semester II/2020. 

Obligasi korporasi dipilih yang memiliki tenor 3—5 tahun sementara Surat Utang Negara (SUN) dipilih dari seri-seri benchmark.

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menyampaikan pihaknya masih memisahkan portofolio obligasi untuk reksa dana berbasis Surat Berharga Negara (SBN) dan reksa dana berbasis korporasi.

“Untuk SBN saat ini [dipilih] durasi sekitar 5—6 tahun, [sedangkan] untuk korporasi jangka waktu sekitar 3—5 tahun,” kata Farash kepada Bisnis, pekan lalu.

Lebih lanjut, Farash memaparkan strategi untuk pengelolaan portofolio reksa dana dengan underlying asset SBN juga berbeda satu sama lain.

Secara umum, untuk reksa dana berbasis SBN dengan strategi pengelolaan aktif akan dipilih SUN pada seri-seri benchmark. 

Sementara untuk reksa dana berbasis SBN yang membagikan dividen, Avrist AM fokus mengoleksi SUN seri non-benchmark dengan current-yield tinggi.

Adapun pemilihan tenor pendek-menengah itu disebut Farash mengikuti tren perbankan yang saat ini menjadi motor penggerak di pasar SBN.

“Untuk SBN benchmark tenor 10 tahun juga ada di portofolio kami karena spread yield-nya dengan yang 5 tahun saat ini sebesar 70-an bps, jauh lebih lebar dari historikal,” jelas Farash.

Dirinya menunjukkan di Avrist AM investor institusi lebih banyak masuk ke reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang selama beberapa bulan terakhir. Reksa dana pendapatan tetap pun dinilai bisa menjadi pemberi imbal hasil tertinggi dibandingkan produk reksa dana konvensional lainnya pada tahun ini.

“Reksa dana pendapatan tetap sudah positif year-to-date mengikuti harga obligasi dan kuponnya,” ujar Farash.

Dalam lelang SUN pada 14 Juli 2020, tercatat SUN seri acuan bertenor pendek yaitu tenor 5 tahun menjadi primadona dengan mencatatkan penawaran masuk tertinggi.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu RI, total penawaran yang masuk pada lelang tersebut sebesar Rp61,16 triliun atau lebih rendah dibandingkan lelang pada 30 Juni 2020 yang senilai Rp72,03 triliun.

Adapun, SUN seri FR0081 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2025 mencatatkan penawaran tertinggi senilai Rp25,1 triliun diikuti SUN seri FR0082 yang jatuh tempo pada 15 September 2030 sebesar Rp15,48 triliun

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper