Merasa Peduli Persoalan Sampah, Yuk Join di Sini!

Penasaran? Ikuti webinar bertajuk #SimakKamis seri Sustainable City Season 2 yang digelar oleh PT Jakarta Propertindo (Perseroda), pukul 20.00-21.30 wib, Via Zoom meeting : bit.ly/SCJakproSano2
Official Poster Webinar Jakpro Zero Waste: City Waste Management Governance.
Official Poster Webinar Jakpro Zero Waste: City Waste Management Governance.

Bisnis.com, JAKARTA - Sampah masih menjadi persoalan yang pelik dihadapi masyarakat di hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia. 

Bahkan, sebuah peristiwa longsornya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 silam, yang merenggut hingga 157 jiwa  dan hilangnya dua kampung dari peta karena tergulung longsoran sampah, nampaknya belum begitu mengetuk masyarakat untuk lebih peduli.

Tragedi longsornya gunungan sampah di TPA tersebut menjadi salah satu bukti bahwa sampah dapat menjadi mesin pembunuh yang bisa merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa.

Meskipun peristiwa menyedihkan tersebut memicu perhatian masyarakat, bahkan hingga melahirkan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, namun belum memunculkan kesadaran yang massif.

Founder Greenaration Foundation Bijaksana Junerosano menilai hingga saat ini masyarakat dan pemerintah cukup bebal atau keras kepala untuk tidak segera menjadikan sampah sebagai persoalan yang serius atau urgent di negeri ini.

"Kalau di cek di Indonesia masalah sampah sudah bikin gemes, ngenes, menyedihkan seakan-akan kita ini sebuah kelompok masyarakat dan pemerintah yang cukup bebal, cukup keras kepala dan tidak bisa belajar dengan baik. Padahal 2005 lalu sudah ada korban ratusan jiwa, tidak membuat kita melakukan pembenahan yang fundamental," jelasnya, Kamis (16/7/2020).

Menurutnya, kondisi 2005 dilihat sekarang 2020, (lima belas tahun kemudian) secara keseluruhan bisa dibilang sama saja. "Kalau pun melangkah, paling hanya satu langkah saja, tidak progresif perubahannya," ujar Sano.

Bahkan, menurut beberapa informasi, 2-3 tahun lagi TPA yang dimiliki DKI Jakarta tak bisa menampung sampah. "Nah kalau sudah penuh maka 7000-8000 ton sampah per hari ini mau dibuang ke mana?," tambahnya.

Sano mengakui, kalau berbicara data, memang 6 - 7 tahun terakhir, pemerintahan yang sekarang termasuk yang paling produktif dan konsen terhadap isu sampah dan menghasilkan kebijakan-kebijakan.

"Dibanding dulu isu sampah di nomor sekian, sekarang kepedulian, itikat, niat baik dan target untuk melakukan pembenahan itu sudah  ada. Itu pun karena 'pride' bangsa kita yang tersinggung lantaran adanya penelitian yang menyebutkan bahwa Indonesia sebagai negara terbesar kedua yang menyumbang sampah ke laut," ujarnya.

Lalu apa sebatas tersinggung saja? Apa langkah yang harus dilakukan? Serta bagaimana tata kelola persampahan atau waste management governance yang baik?

Penasaran? ikuti webinar bertajuk #SimakKamis seri Sustainable City Season 2 yang digelar oleh PT Jakarta Propertindo (Perseroda), pukul 20.00-21.30 wib, Via Zoom meeting : bit.ly/SCJakproSano2

Kegiatan tersebut terbuka untuk segala profesi, lintas BUMD DKI Jakarta, praktisi, dan para pemimpin masa depan ini mengambil tema City Waste Management Governance .

Bersama M. Bijaksana Junerosano, praktisi lingkungan dari kalangan muda yang akan mengulas lebih nyata tentang Bagaimana setiap warga bisa ambil bagian menjadi solusi ideal penanganan sampah Jakarta. Merasa peduli dengan persoalan sampah, yuk join di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper