Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Penguatan IHSG Dibayangi Sentimen Covid-19

Anugerah Mega Investama memperkirakan laju IHSG bakal bergerak di rentang 4.885 sampai 5.139 pada perdagangan hari ini, Senin (6/7/2020).
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Sentimen global masih membayangi indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk perdagangan awal pekan ini, Senin (6/7/2020). 

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan indeks berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 4.885 sampai 4.712 dan resistance di level 5.000 sampai 5.139.

Pergerakan indeks masih dipengaruhi sentimen global diantaranya indeks utama Amerika Serikat Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq yang menutup kuartal kedua tahun 2020 dengan mencetak rekor kenaikan kendati kasus pasien positif Covid-19 terus menanjak. 

"Terdapat perbaikan data tenaga kerja di Amerika Serikat seiring pelonggaran lockdown yang dilakukan. Pelaku pasar mulai khawatir kenaikan kasus virus corona baru di AS dapat menghapus kenaikan lapangan kerja pada musim panas ini," tulisnya dalaporan riset, dikutip Bisnis, Senin (6/7/2020). 

Lonjakan kasus Covid-19 juga dianggap masih membayangi pembukaan ekonomi. Pelaku pasar dinilai perlu memperhatikan pernyataan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, bahwa kasus pandemi Covid-19 yang terburuk belum kita rasakan. 

Beberapa negara bagian di Amerika Serikat juga melakukan penundaan pembukaan ekonomi akibat kenaikan kasus Covid-19 yang meningkat yang akhirnya menimbulkan kekhawatiran gangguan ekonomi di tengah perkembangan vaksin akan menjadi sentimen positif pasar.

Di sisi lain, pelaku pasar akan memperhatikan potensi perang dagang Amerika Serikat dan China menyusul lebih dari 75 anggota Kongres Amerika Serikat mengirim surat mendesak Presiden Donald Trump untuk mengambil keputusan resmi terhadap China akibat kekejaman yang terjadi atas kaum Muslim Uighur. Langkah Trump dan respon pemerintah China dinilai juga akan mempengaruhi pergerakan pasar.

Sementara, aktivitas bisnis China mulai membaik terutama akibat permintaan dalam negeri yang mulai bergeliat di tengah permintaan luar negeri yang lemah. 

Dari dalam negeri, pasar Indonesia diwarnai sentimen positif data ekonomi, tetapi perpanjangan PSBB transisi terindikasi bawah sebenarnya pemerintah belum mampu memenuhi aturan WHO untuk pelonggaran PSBB seperti di negara lain. Sehingga, masalah kesehatan menjadi kendala utama ekonomi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper