Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berpotensi Tembus 5.000, Sentimen Covid-19 Jadi Penentu Laju IHSG

Pilarmas Investindo Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak di kisaran 4.945-5.011. Berbagai kebijakan untuk memperkuat laju perekonomian akan beradu dengan sentimen penambahan jumlah kasus baru Covid-19.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pilarmas Investindo Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki peluang bergerak bervariatif cenderung menguat dan diperdagangkan di kisaran 4.945-5.011.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (3/7/2020), IHSG ditutup menguat 7 poin atau 0,14 persen menjadi 4.973. Sentimen yang bergulir masih berasal dari dalam dan luar negeri. 

Associate Director of Research and Investment Maximilianus Nico Demus mengatakan pemerintah Indonesia berusaha mengembalikan kegiatan ekonomi masyarakat yang menurun drastis akibat pandemi Covid-19. 

"Di tengah demand shock yang terjadi beberapa waktu terakhir, mengakibatkan terhambatnya arus kegiatan perdagangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan dalam upaya memulihkan kembali ekonomi dalam negeri, pemerintah akan terus mengupayakan perbaikan dari sisi regulasi, tata kelola pemerintah, serta reformasi di sektor kesehatan," tulisnya dalam riset, Senin (6/7/2020). 

Selanjutnya, pemerintah kemungkinan akan mendorong pengeluaran ke depan agar pertumbuhan ekonomi tidak berada pada posisi negatif di akhir tahun ini, dan optimistis pertumbuhan ekonomi di tahun ini masih akan tumbuh positif di kisaran 0 persen -0,5 persen. Terlebih, kondisi ekonomi diprediksi akan membaik pada kuartal ketiga dan keempat mendatang. 

Di sisi lain, mantan kepala Food & Drug Administration's (FDA) Dr. Scott Gottlieb mengatakan bahwa kemungkinan terburuk wabah Covid-19 akan berakhir pada bulan Januari tahun depan, dengan kemungkinan adanya vaksin atau terciptanya kekebalan terhadap virus tersebut. 

"Kami cukup terkejut dengan pernyataannya. Dr. Scott kembali mengatakan bahwa tidak mungkin pembatasan dan pedoman yang sudah diberikan dapat membatasi penyebaran virus selamanya. Para pembuat kebijakan ingin mencoba untuk menaruh harapan terhadap vaksin yang dapat menyembuhkan namun entah akan muncul kapan atau mencapai kekebalan terlebih dahulu," sambungnya. 

Beberapa perusahaan besar tengah bersiap untuk mulai melakukan investasi untuk meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan apabila ternyata vaksin tersebut telah terbukti aman dan efektif pada manusia.  

Amerika, Brazil, dan India terus mengalami lonjakan kasus baru, dan hal ini yang membuat sekuritas khawatir bahwa hal tersebut mampu menekan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper