Bisnis.com, JAKARTA – PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) hingga kini urung mengakuisisi PT PBM Olah Jasa Andal (OJA). Meski demikian, SMDR tetap siap melakukan negosiasi ulang guna menambah layanan logistik di terminal Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT Samudera Indonesia Bani Maulana Mulia dalam pemaparan publik perusahaan pada Selasa (30/6/2020).
Bani menjelaskan, hingga hari ini rencana akuisisi Olah Jasa Andal tidak diselesaikan oleh Samudera Indonesia. Hal tersebut terjadi karena persoalan restu yang tidak terealisasi untuk akuisisi anak usaha PT ITCSI Jasa Prima Tbk. tersebut.
“Rencana akuisisi tidak selesai bukan karena dari sisi SMDR. Kami sebagai calon pembeli sudah komitmen, tetapi ini (akuisisi) tidak terealisasi karena ada approval yang tidak didapat,” paparnya.
Meski demikian, Bani menyatakan kemungkinan SMDR untuk kembali berupaya mengakuisisi Olah Jasa Andal tetap terbuka ke depannya. Menurutnya, jika pembicaraan tersebut kembali dilakukan, maka pihaknya siap melakukan negosiasi ulang.
“Tentunya pricing-nya akan berbeda dengan rencana beberapa tahun lalu. Bila peluangnya ada, kami siap melakukan akuisisi karena appetite SMDR untuk menambah terminal pelabuhan di Indonesia masih besar,” jelasnya.
Rencana akuisisi ini sudah dilakukan sejak 2017 lalu. Kala itu,rencana akuisisi PT PBM Olah Jasa Andal menjadi bagian dari pengembangan dan ekspansi SMDR di sektor layanan logistik terpadu terutama di wilayah Tanjung Priok.
Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis ICTSI Jasa Prima pada Senin (6/11/2017) silam, perusahaan bersandi emiten KARW itu telah meneken perjanjian pengikatan jual beli atas saham atau conditional share sales and purchase agreement (CSPA).
"Perseroan akan menjadi tidak aktif selama menunggu proyek-proyek baru yang cocok dengan strategi usahanya," papar manajemen.
Sebagaimana diketahui, KARW awalmya merupakan perusahaan garmen dengan entitas bernama PT Karwell Indonesia Knitting & Garment Industry. Pada 2012, operator pelabuhan asal Filipina, ICTSI Far East Pte. mengakuisisi saham KARW dan mengubah kegiatan usaha menjadi bisnis pelabuhan. Hal ini dimungkinkan karena ICTSI sebelumnya telah mencaplok OJA.
OJA saat ini telah meneken sejumlah perjanjian kerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). OJA menyediakan dan mengoperasikan alat bongkat muat dan fasiltias penunjangnya dengan skema bangun, serah, terima (BOT) selama 15 tahun, dimulai dari 5 Juni 2013. Dari kerja sama itu, OJA bakal mendapat pendapatan bagi hasil dari pengelolaan di empat dermaga.