Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham Terdiskon, Kinerja Reksa Dana Indeks Moncer

Di tengah tren penurunan dana kelolaan reksa dana, produk reksa dana indeks tercatat melawan tren. Dana kelolaan reksa dana indeks naik 3,52 persen secara bulanan, disertai kenaikan unit penyertaan sebesar 1,73 persen.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Kendati total dana kelolaan industri reksa dana menyusut pada Mei 2020, jumlah unit penyertaan reksa dana tercatat naik. Hal ini menjadi salah satu indikator pemulihan kinerja reksa dana.

Berdasarkan data Infovesta Utama, dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksa dana mengalami penurunan tipis 0,21 persen secara bulanan menjadi Rp 496,30 Triliun di Mei 2020. Di sisi lain, jumlah unit penyertaan (UP) industri reksa dana secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen.

Di sisi lain, reksa dana indeks mencatatkan kenaikan dana kelolaan tertinggi sebesar 3,52 persen secara bulanan atau setara Rp 238,23 miliar. Seiring dengan itu, unit penyertaannya juga tercatat naik sebesar 1,73 persen.

Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana melihat minat investor terhadap reksa dana berbasis indeks masih tinggi meskipun imbal hasilnya tengah terkoreksi akibat terseret volatilitas pasar selama beberapa bulan belakangan ini.

Dia menilai masih ada investor yang melihat kondisi saat ini sebagai momentum yang tepat untuk masuk ke reksa dana saham karena valuasinya sudah sangat murah. Adapun, reksa dana berbasis indeks menjadi pilihan karena cenderung lebih aman.

Memilih reksa dana indeks, kata Wawan, dapat menghilangkan atau mengurangi risiko kinerja produk tidak sejalan dengan pasar. Apalagi kebanyakan produk yang ada mengacu pada indeks yang beranggotakan saham blue chip.

“Asumsinya, kalau indeks naik dia [produk reksa dana indeks] akan ikut naik, sedangkan produk reksa dana saham yang konvensional kan tidak tentu karena portofolionya beragam,” jelas Wawan saat dihubungi Bisnis, Senin (15/6/2020)

Dengan alasan itu pula, Wawan menyarankan investor yang ingin masuk ke saham saat ini untuk memilih reksa dana berbasis indeks saham, terutama untuk investor yang memiliki rencana investasi jangka panjang. 

Sementara untuk investor jangka pendek dia lebih merekomendasikan reksa dana pasar uang dan untuk investor jangka menengah Wawan menyarankan produk reksa dana berbasis obligasi negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper