Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia anjlok seiring dengan kekhawatiran adanya gelombang kedua kenaikan angka kasus positif virus corona atau Covid-19.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (15/6/2020), indeks Kospi Korea Selatan menjadi pasar dengan koreksi terdalam dengan 4,76 persen disusul oleh Topix Jepang sebesar 2,54 persen. Sementara itu, penurunan juga diikuti oleh indeks Hang Seng Hong Kong sebanyak 2,23 persen.
Sedangkan indeks S&P/ASX 200, yang telah terjerembap 5 persen dalam 2 sesi perdagangan terakhir juga terkoreksi 2,19 persen. Adapun indeks Shanghai Composite juga terkoreksi sebesar 1,02 persen.
Global Head of Foreign-Exchange Strategy di HSBC Holdings Plc David Bloom mengatakan pemulihan ekonomi dunia memperlihatkan tren berbentuk U shaped.
Rilis data ekonomi China pada hari ini juga memperlihatkan kenaikan yang berada dibawah ekspektasi sejumlah ekonom. Hal tersebut juga ditambah dengan penurunan angka penjualan ritel dan kenaikan output industri yang dibawah perkiraan awal.
Faktor penurunan bursa ini didorong oleh lonjakan angka kasus positif pandemi virus corona di lebih dari 20 negara bagian di AS. Hal serupa juga terjadi di Jepang dan China yang memutuskan untuk menutup pasarnya.
"Risiko global saat ini adalah adanya gelombang kedua kasus virus corona. Sekarang adalah saatnya investor memiliki obligasi dengan tenor panjang dalam portofolio mereka," ujar Chief Investment Officer for Core Investments di AXA Investment Managers Chris Iggo.
Berikut adalah pergerakan pasar lainnya:
Mata Uang
- Nilai Yen Jepang naik 0,2 persen ke 107,22 per dolar AS.
- Nilai Euro terpantau di US$1,1236, turun 0,2 persen.
- Indeks Bloomberg Dollar Spot naik 0,5 persen.
Obligasi
- Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun 5 basis poin ke 0,65 persen.
Komoditas
- Harga minyak West Texas Intermediate turun 4,5 persen ke US$34,65 per barel.
- Harga emas terpantau turun 0,5 persen di level US$1.721 per ounce.