Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas kembali melonjak ke puncak pada April 2020, menyusul buramnya data ekonomi AS.
Bloomberg melaporkan Jumat (15/5/2020), emas berjangka naik ke puncak sejak Oktober 2012 setelah produksi manufaktur AS jatuh paling dalam sejak 1919 pada bulan lalu. Tekanan tambahan datang dari melorotnya penjualan ritel sepanjang sejarah.
Adapun harga emas berjangka di bursa Comex untuk Juni 2020, berada di posisi US$1.756,3 per ounce atau 0,9 persen lebih tinggi. Harga di pasar spot menjadi yang tertinggi dalam setahun terakhir, menuju penutupan terbesar sejak November 2012.
"Orang-orang terus menumpuk emas karena ekonomi yang lemah akan terus menyeret turun suku bunga," papar Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures LLC Phil Streible.
Logam lain yang juga menunjukkan pergerakan positif adalah perak, yang melanjutkan reli menuju posisi tertinggi dalam lebih dari 2 bulan terakhir.
Emas dan perak kembali naik setelah pada awal pekan ini, Gubernur The Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 akan menghantam ekonomi dengan keras. Data pengangguran yang sangat menembus rekor dan kembalinya ketegangan antara Presiden AS Donald Trump untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping menambah panjang gelapnya ekonomi Negeri Paman Sam.
Baca Juga
Belum meredanya pandemi dan kemunculan infeksi virus corona gelombang kedua tidak membantu upaya pemulihan ekonomi.
"Ketakutan yang muncul datang dari berbagai sisi, mulai dari kepemimpinan politik hingga proyeksi kesehatan secara keseluruhan dan risiko ekonomi serta politik yang menyertainya," terang Kepala Analisis Pasar EMEA dan Asia INTL FCStone Rhona O'Connell.