Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) melejit seiring dengan potensi masuknya investor Jepang, yakni kepada Taiheiyo Cement Co. Ltd [TCC] dengan nilai transaksi mencapai US$220 juta.
Pada perdagangan Selasa (22/4/2020) sekitar pukul 14.49 WIB, saham SMCB menanjak 24,55 persen atau 205 poin menjadi Rp1.040. Nilai transaksi sahamnya mencapai Rp444,09 miliar.
Saham SMCB pun mengalami auto reject atas (ARA) berdasarkan regulasi auto rejection simetris.
Dalam kebijakan auto rejection simetris, batas atas dan batas bawah memiliki besaran yang sama di setiap fraksi harga. Rinciannya, kelompok harga saham di rentang Rp50-Rp200 memiliki batas atas dan batas bawah 35 persen, rentang harga Rp200-Rp5.000 berbatas atas dan berbatas bawah 25 persen, dan rentang harga di atas Rp5.000 memiliki batas atas dan batas bawah sebesar 20 persen.
Sebagai informasi, PT Semen Indonesia Tbk. akan melepas sekitar 15 persen kepemilikannya di Solusi Bangun Indonesiakepada Taiheiyo Cement Co. Ltd (TCC) dengan nilai transaksi mencapai US$220 juta.
Dengan estimasi nilai tukar rupiah Rp15.500 per dolar AS, maka transaksi tersebut berkisar Rp3,41 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Semen Indonesia dan Solusi Bangun Indonesia (SBI) telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan asal Jepang itu pada Selasa (21/4/2020), sebagai kesepakatan awal dari rencana kemitraan tersebut.
“Rencana kerjasama strategis antara Perseroan, SBI, dan TCC akan kemudian dituangkan dalam suatu perjanjian kemitraan terkait kerjasama dan berbagi penelitian, pengembangan, dan teknologi sehubungan dengan kegiatan usaha produksi masing perusahaan,” dikutip dari keterbukaan informasi, Rabu (22/4/2020).
Sementara itu, SBI menjelaskan kerja sama ini meliputi rencana investasi TCC untuk mengambil bagian atas saham dengan nilai rencana investasi sebesar US$220 juta atau ekuivalen dengan rupiah.
Pelaksanaan investasi TCC di SBI rencananya akan dilakukan melalui rights issue, atau peningkatan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu. Realisasi rencana ini masih menunggu perjanjian definitif yang akan ditandatangani kemudian di antara ketiga belah pihak.
SBI juga menyatakan, melalui nota kesepahaman ini, perseroan dan TCC sepakat untuk melakukan kegiatan ekspor atas hasil produksi kepada TCC yang akan diatur dalam perjanjian definitif. Kerja sama juga meliputi pengembangan penelitian, pengembangan dan teknologi terkait kegiatan produksi masing-masing perusahaan.
Sementara itu, TCC menyatakan rencana akuisisi ini akan diikuti dengan penempatan direktur dan auditor ke SBI. Sejauh ini, perseroan menyatakan telah menyelesaikan perjanjian dasar dengan SBI dan Semen Indonesia untuk melancarkan aksi korporasi ini.
“Kami berencana melakukan perjanjian kemitraan untuk mempromosikan kerja sama di bidang-bidang seperti kontrak, sumber daya, lingkungan, dan bisnis bahan bangunan. Selain itu, ada rencana untuk mempertimbangkan kemungkinan kolaborasi dalam berbagai bidang dan tema,” tulis manajemen TCC melalui siaran pers, Rabu (22/4/2020).
Perseroan menyatakan bahwa detail kerja sama ini masih dibahas untuk disepakati dalam pernjanjian selanjutnya. Perseroan menyatakan pembahasan kontrak kerja sama ini diharapkan dapat rampung pada Juli 2020.
“Melalui prosedur hukum Indonesia, mengakuisisi saham SBI dengan rasio 15 persen di mana metode ekuitas dapat diterapkan dan menjadikan SBI sebagai entitas afiliasi lewat metode ekuitas, Kami akan melanjutkan diskusi dengan SI dan SBI untuk mencapai kesepakatan akhir.”