Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berpeluang naik menguji resistan US$1.695 - US$1.700 per troy ounce bila minat pelaku pasar terhadap produk aset aman berlanjut.
Pada perdagangan Senin (13/4/2020) pukul 10.45 WIB, harga emas Comex kontrak Juni 2020 terkoreksi 1,36 persen atau 23,8 poin menjadi US$1.729 per troy ounce. Adapun, harga emas spot turun 0,74 persen atau 12,48 poin menjadi US$1.684,17 per troy ounce.
Analis Monex Investindo Futures Andian dalam publikasi risetnya menyampaikan harga emas berpeluang naik menguji resistan US$1.695 - US$1.700 per troy ounce bila minat pelaku pasar terhadap produk aset aman berlanjut.
"Sementara itu, level support emas spot pada kisaran US$1664 - US$1671 per troy ounce," paparnya, Senin (13/4/2020).
Menurut Andian, fokus utama pasar ialah rencana Bank of Canada akan merilis kebijakan suku bunga terbarunya ada hari Rabu mendatang. Selain itu, data-data ekonomi utama Tiongkok dan Australia, serta data pengangguran di AS turut menjadi sentimen.
Sementara berlanjutnya libur Paskah untuk sebagian besar negara di Eropa berpeluang membatasi permintaan di pasar di hari Senin
Baca Juga
Analis Logam Mulia Standard Chartered Plc Suki Cooper mengatakan dalam risetnya bahwa penguatan emas didukung oleh meningkatnya kekhawatiran pasar terkait dengan perlambatan ekonomi global. Penggelontoran sejumlah stimulus oleh banyak bank sentral di dunia menjadi sinyal terbesar terhadap adanya perlambatan itu.
“Stimulus moneter dan fiskal besar-besaran ini belum pernah terjadi sebelumnya, imbal hasil yang negatif dan suku bunga yang rendah akan menjadi sentimen positif bagi harga emas untuk terus terbang tinggi,” ujar Suki.
Terbaru, pemerintah AS mengajukan besar-besaran untuk tunjangan pengangguran dan The Fed mengumumkan bantuan tambahan hingga US$2,3 triliun dalam bentuk pinjaman untuk keluarga dan perusahaan serta berjanji untuk memberikan dukungan ke pasar keuangan yang terpukul akibat sentimen penyebaran COVID-19.