Bisnis.com, JAKARTA - PT Menteng Heritage Realty Tbk menghentikan sementara operasional hotel The Hermitege di kawasan Menteng Jakarta Pusat.
Direktur Utama Menteng Heritage Christofer Wibisono mengatakan penghentian sementara operasional hotel dimulai pada 14 April 2020 hingga 30 April 2020 mendatang. Dia menambahkan, penghentian sementara dilakukan sebagai dampak dari pandemi virus corona atau Covid-19.
"Sehubungan dengan dampak terhadap Pandemi Corona Virus Diseanse 2019 (COVID-19) dan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maka Perseroan memutuskan untuk memberhentikan sementara Operasional The Hermitage mulai tanggal 14 April 2020 sampai dengan 30 April 2020," tulis Chistofer dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Senin (13/4/2020).
Untuk diketahui, Hotel The Hermitage terletak di kawasan elite Menteng. Bangunan hotel tersebut terinspirasi oleh design bergaya art deco dengan tema Colonial Style Nusantara.
Hotel bintang 5 dengan fasilitas 8 lantai + attic (5 lapis) ini memiliki kapasitas hunian 90 kamar dengan fasilitas meeting room, ballroom, swimming pool, spa & fitness.
Manajemen Menteng Heritage melansir, kendati operasional hotel dihentikan sementara, aktivitas usaha anak usaha tetap berjalan normal. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten bersandi saham HRME itu memiliki tiga anak usaha, yaitu PT Wijaya Wisesa Development (WDD), PT Wijaya Wisesa Bakti (WWB), dan PT GLobal Samudra Nusantara (GSN).
WWB bergerak di bidang pertambangan emas dan beroperasi sejak 1991. Sementara itu, WWB dan GSN masing-masing berkecimpung di bidang perdagangan umum dan angkutan laut. Ketiga anak usaha tersebut dimiliki HRME dengan porsi kepemilikan saham 99,99 persen.
Sebagaimana diketahui, HRME manjadikan The Hermitage sebagai jaminan kredit kepada PT Bank Mandiri pada 2015. Jaminan itu diberikan sebagai ganti fasilitas pinjaman sebesar Rp180 miliar dengan jangka waktu 108 bulan dan kupon bunga 11,5 persen per tahun.
Sementara itu pendapatan perseroan pada periode September 2019 tercatat tercatat Rp80,58 miliar, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp42,61 miliar. Segmen makanan dan minuman menyumbang Rp30,59 miliar sedangkan segmen kamar Rp30,08 miliar.
Secara operasional, segmen hotel menyumbang Rp61,91 miliar dengan rugi usaha Rp14,52 miliar. Sementara itu, segmen jasa perkapalan RpRp18,66 miliar dengan laba usaha Rp4,96 miliar.