Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Sinyalkan Siap Pangkas Produksi, Kesepakatan Minyak di Depan Mata?

Rusia mengisyaratkan siap memangkas produksi minyak di tengah upaya para produsen untuk menyelamatkan pasar minyak mentah dari kehancuran akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Rusia mengisyaratkan siap memangkas produksi minyak di tengah upaya para produsen untuk menyelamatkan pasar minyak mentah dari kehancuran akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Pada Rabu (8/4/2020), pemerintah Rusia menyatakan pihaknya bersedia mengurangi produksi sebesar 1,6 juta barel per hari, atau sekitar 15 persen, seperti dilansir Bloomberg.

Menyusul kabar ini, harga minyak pun naik tajam di New York. Harga minyak West Texas Intermediate melonjak 12 persen setelah Rusia mensinyalkan kesediaan untuk memangkas produksi.

Pernyataan tersebut semakin meningkatkan prospek kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara produsen-produsen minyak terbesar di dunia untuk mendorong kembali produksi dan menyelamatkan pasar minyak mentah dari dampak menghancurkan corona.

Nasib seluruh negara yang bergantung pada minyak, ribuan perusahaan, dan jutaan pekerjaan dalam industri minyak dipertaruhkan ketika koalisi OPEC+ dan menteri minyak negara-negara G-20 berkumpul dalam dua konferensi video pekan ini.

Kontrak berjangka minyak mentah telah jatuh ke level terendah dalam dua dekade karena langkah lockdown di seluruh dunia memangkas permintaan minyak sebanyak 70 persen di sejumlah wilayah. Sementara itu, Rusia dan Arab Saudi bergulat memperebutkan pangsa pasar mereka.

Belum ada yang memenangkan pertarungan itu. Pihak Rusia menegaskan Amerika Serikat harus melakukan lebih dari sekadar membiarkan kekuatan pasar mengurangi produksinya.

Presiden Donald Trump, di sisi lain, telah memberikan tekanan diplomatik yang besar pada Rusia dan Arab Saudi.

Ia mengatakan pemangkasan produksi minyak oleh AS akan terjadi "secara otomatis" karena harga minyak yang berada di kisaran level terendahnya dalam 18 tahun telah menyulitkan minyak shale Amerika.

"Saya pikir mereka akan meluruskannya, banyak kemajuan telah dicapai selama sepekan terakhir. Kami memiliki industri energi yang sangat kuat di negara ini sekarang, nomor satu di dunia, dan saya tidak ingin pekerjaan-pekerjaan [dalam industri] itu hilang,” ucap Trump pada Rabu (8/4/2020).

Dengan desakan Trump untuk tercapainya kesepakatan, disertai keterlibatan seluruh negara G-20, banyak pihak yang menantikan negosiasi pekan ini.

OPEC+ akan mengadakan sebuah konferensi pada Kamis (9/4/2020) pukul 4 sore waktu Wina melalui tautan video. Di sisi lain, Arab Saudi akan memimpin sebuah konferensi virtual para menteri energi G-20 pada hari berikutnya pukul 3 sore waktu Riyadh.

Jika Rusia, OPEC, dan G-20 dapat membuat kesepakatan, maka dapat menghasilkan pengurangan historis sebesar sekitar 10 persen dari pasokan global, atau sekitar 10 juta barel per hari. Angka macam inilah yang diperlukan oleh pasar fisik untuk minyak mentah dalam waktu segera.

Namun, para pedagang dan konsultan khawatir setiap kesepakatan antara OPEC+ dan G-20 akan berakhir dengan omong kosong, menghilangkan minyak mentah dari pasar dengan jumlah yang jauh lebih sedikit daripada 10 juta barel per hari seperti yang diusulkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper