Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia bergerak variatif pada perdagangan pagi ini, Kamis (9/4/2020), ketika investor masih mencermati perkembangan seputar penyebaran virus corona (Covid-19) dan ekonomi global.
Berdasarkan data Bloomberg, kontrak berjangka indeks S&P 500 AS naik 0,5 persen pukul 09.01 pagi waktu Tokyo, setelah indeks saham acuan AS ini melonjak 3,4 persen pada perdagangan Rabu (8/4/2020).
Pada saat yang sama, indeks Topix Jepang turun tipis 0,2 persen pagi ini, indeks S&P/ASX 200 Australia menanjak 1,2 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan naik tajam 1,8 persen.
Segenap penasihat kesehatan Gedung Putih dikabarkan tengah mengembangkan kriteria medis untuk membuka kembali perekonomian Amerika Serikat dengan aman dalam beberapa pekan mendatang seandainya tren tetap stabil.
Kendati demikian, virus corona mengklaim rekor jumlah korban di Inggris dan Belgia, serta di negara bagian New York dan New Jersey. Sementara itu, jumlah kasus baru di Italia dan Spanyol merangkak naik setelah beberapa hari menurun.
Sebelumnya, Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, mengatakan dimulainya perubahan haluan dalam perang melawan virus corona bisa terjadi setelah pekan ini.
“Ini semua tentang pertanyaan kapan ekonomi dibuka kembali dan seberapa cepat itu terjadi. Kita tidak keluar dari kesulitan,” ujar Nancy Davis, chief investment officer di Quadratic Capital Management LLC., seperti dilansir dari Bloomberg.
Di sisi lain, harga minyak naik setelah Aljazair mengonfirmasi bahwa pertemuan darurat OPEC+ yang dijadwalkan pada Kamis akan membahas pengurangan produksi sebesar 10 juta barel per hari.
Seorang juru bicara kementerian energi Rusia mengatakan negara ini akan berkomitmen untuk melakukan pemangkasan berdasarkan proporsi dari total produksi.