Bisnis.com, JAKARTA - PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) optimistis kinerja perseroan bakal terkerek di tengah pandemi Covid-19 bakal meningkat seiring tren berkegiatan dari rumah. Aktivitas bekerja dan belajar dari rumah disebut berdampak langsung terhadap peningkatan jumlah pemirsa.
Emiten yang menaungi sejumlah media mainstream besar seperti RCTI, MNC TV, dan Global TV ini menyebut pemberlakuan kerja dari rumah (work from home/WFH) dan belajar dari rumah (study from home/SFH) membuat perilaku menonton masyarakat dan perilaku pengiklan berubah.
Berdasarkan keterangan resmi perseroan, MNCN menyebut bertambahnya waktu masyarakat berkegiatan di rumah membuat angka pemirsa televisi free to air (FTA TV) melonjak hingga 50 persen selama periode WFH ini.
“Rata-rata waktu menonton per pemirsa juga meningkat, hal ini sebelumnya telah dikonfirmasi oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI),” demikian seperti dikutip Bisnis dari Keterbukaan Informasi BEI, Kamis (26/3/2020).
MNCN juga menyebut seiring kenaikan pemirsa televisi, terjadi pula perubahan perilaku pengiklan, yakni mengalihkan alokasi anggaran untuk pemasaran off-air, media cetak, dan media luar ruang ke iklan FTA TV dan iklan digital.
Perseroan menyebut hingga saat ini belanja iklan untuk FTA dan layanan streaming masih berjalan dengan sangat baik. Di sisi lain, perseroan diketahui telah meningkatkan tarif iklan FTA TV-nya, baik pada non-prime time dan prime time sebesar 10 persen pada Januari 2020 dan berencana menaikkan kembali.
Kenaikan juga dialami lini bisnis digital perseroan. Aplikasi hiburan all-in-one RCTI+ disebut terus menunjukkan peningkatan signifikan baik dari pendapatan iklan maupun dari jumlah pengguna aktif bulanan (monthly active user/MAU) yang kini tercatat sebanyak 8,4 juta MAU.
Group Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan dirinya optimistis perseroan bakal terus bertumbuh pesat dalam dalam bisnis FTA TV, konten, dan digital. Dia meyakini dengan tindakan yang diambil pemerintah, maka pandemi Covid-19 tidak akan terlalu berdampak signifikan pada perekonomian domestik.
“Saya percaya puncak penyebaran virus akan berada dalam dua minggu ke depan dan kasus ini akan sepenuhnya hilang,” ujarnya dalam keterangan tersebut.
Lebih lanjut, dia memaparkan bahwa MNCN tengah dalam fase pengembangan untuk mengintegrasikan Metube, platform yang fokus pada kompetisi pencarian bakat, dan aggregator gim. Ditargetkan keduanya selesai pada Juni 2020.
Tak hanya itu, MNCN makin gencar menggenjot performa media sosialnya. Perseroan akan meningkatkan monetisasi pustaka konten melalui platform media sosial seperti Youtube dan Facebook.
Untuk Youtube, MNCN telah berhasil meningkatkan porsi bagi hasil dengan anak perusahaan Google tersebut dari 50 persen menjadi 55 persen. Perseroan juga memproyeksikan monetisasi Youtube pada tahun 2020 akan tumbuh secara signifikan.
“Karena perseroan telah meningkatkan durasi konten per unggah menjadi minimal 10 menit, ini memungkinkan Youtube untuk menjual lebih dari 1 slot iklan pada konten MNCN,” tambahnya.
MNCN juga terus memproduksi konten berbasis sponsor di Youtube, memanfaatkan peningkatan jumlah subscribers di berbagai akun Youtube-nya, dengan lebih dari 70 juta subscribers pada Februari 2020.
Sementara itu, mulai April 2020, MNCN telah sepakat untuk melakukan hal yang sama dengan Facebook, karena Facebook telah mulai mengaktifkan fitur monetisasi konten untuk aktivitas content creator di situsnya.
Di sis lain, Harry menyatakan perseroan saat ini sedang bernegosiasi dengan institusi terkemuka, yang mana berniat untuk membeli saham perseroan sebesar 10 persen atau lebih. Rencana transaksi tersebut diharapkan bisa rampung pada April 2020.