Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dihantam Corona dan Pelemahan Rupiah, Bagaimana Kondisi Garuda?

Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan dampak virus corona terhadap ekonomi dipastikan akan memengaruhi target setoran dividen BUMN pada tahun depan
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. sedang mengalami tantangan berat dari pelemahan kurs dan penurunan kegiatan operasional bisnis lantaran pandemi virus corona (Covid-19).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan bahwa perseroan dapat dipastikan akan terkena dampak negatif dari penyebaran virus corona di dalam negeri.

“Kami tentu akan terkena [dampak negatif corona]. Kami terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga terus,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (20/3/2020).

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, emiten berkode GIAA ini memiliki trust certificates yang tidak dijamin dengan nilai US$500 juta.

Instrumen yang terbit dengan nama Garuda Indonesia Global Sukuk Bond Limited ini bertenor 5 tauhn dengan kupon 5,95 persen per tahun. Perseroan memiliki waktu sekitar 3 bulan hingga masa jatuh tempo instrumen tersebut pada Juni 2020.

Perseroan juga menghadapi kendala operasional bisnis yang cukup hebat pada tahun ini, seiring pengurangan aktivitas penerbangan di dalam maupun luar negeri.

Pasar utama seperti rute penerbangan langsung Indonesia—Arab Saudi untuk umroh dan naik haji, ataupun penerbangan Indonesia—Australia juga sudah terhenti lantaran virus corona.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa Garuda Indonesia merupakan salah satu perusahaan BUMN yang berpotensi terkena imbas paling besar dari virus corona.

Meski begitu, dia mengatakan bahwa Kementerian BUMN tengah mencari solusi untuk membantu perseroan. Kementerian sedang melakukan negosiasi bisnis untuk memperlunak utang yang akan jatuh tempo.

“Dari 1,5 bulan lalu kami sudah adakan negosiasi secara menyeluruh, ada juga upaya bagaimana bank-bank Himbara juga membantu sektor hotel, restoran, juga soal penerbangan,” ujarnya, Jumat (20/3/2020).

Erick menuturkan dampak virus corona terhadap ekonomi dipastikan akan memengaruhi target setoran dividen BUMN pada tahun depan. Menurutnya, BUMN juga harus siap rugi di tengah kondisi seperti saat ini.

“Kami berharap dividen tahun depan bisa tetap, tetapi tidak mungkin tidak tercapai. Kami harus lakukan dari sekarang antisipasi ini, memang sangat berat, sangat berat, tetapi itulah yang harus dihadapi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper