Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat (AS) kembali berguguran pada perdagangan Kamis, (5/3/2020). Penemuan kasus pertama virus corona (covid-19) di Negeri Paman Sam membuat investor semakin cemas dan menyeret indeks kembali ke zona merah.
Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P 500 terpantau melemah 2,79 persen ke level 3.042,69 hingga pukul 10.23 Waktu New York atau 22.24 WIB. Saham di sektor perbankan dan teknologi memimpin pelemahan indeks S&P 500.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan Nasdaq Composite Index (CCMP) juga terkoreksi masing-masing 2,89 persen dan 2,38 persen. DJIA terpantau bertengger di level 26.394,19 sedangkan CCMP nongkrong di level 8.836,17.
Bursa AS kembali terpukul setelah ditemukan lebih banyak kasus virus corona di AS, termasuk New York dan California. Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS (U.S Treasury) tenor 10 tahun merosot hingga di bawah satu persen, yaitu 0,93 persen.
Adapun, harga emas menguat dan minyak naik lebih rendah karena OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak) tengah berdebat terkait penurunan produksi untuk melawan dampak buruk virus corona.
Sejauh ini, S&P 500 telah berayun lebih dari 3 persen lama lima kali dalam delapan sesi. "Jika Anda berpikir tentang apa artinya volatilitas, banyak orang yang bergerak pada saat yang sama. Ketika Anda mengalami kenaikan 4,5 persen dan turun 2 persen dalam sehari, apa artinya?" tanya Kathryn Kaminski, kepala strategi penelitian di AlphaSimplex Group LLC dalam wawancara di Bloomberg Television.
Baca Juga
"Itu artinya kita tidak tahu apa yang sedang terjadi," terang Kaminski.
Aset-aset berisiko telah menghilang pada pekan ini dan para investor masih gelisah di tengah peningkatan kasus virus corona di seluruh dunia. Investor makin khawatir karena banyak negara melakukan karantina dan pembatasan perjalanan. Sebuah asosiasi industri memperingatkan, wabah virus corona dapat merugikan maskapai penerbangan sebanyak US$1113 miliar.