Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada awal perdagangan Jumat (28/2/2020) mengikuti tren koreksi bursa saham global.
Pada pukul 08:55 WIB, IHSG terkoreksi 1,8 persen atau 99,52 poin menjadi 5.436,17. Ini menjadi level terendah sejak 15 Maret 2017 di posisi 5.432,38.
Tim analis MNC Sekuritas dalam publikasi risetnya menyampaikan DJIA melemah sebesar -4,42 persen pada perdagangan Kamis (27/2/2020), yang diikuti dengan penurunan indeks S&P 500 sebesar -4,42 persen dan Nasdaq sebesar -4,61 persen.
Penurunan ini disebabkan oleh proyeksi dari beberapa institusi seperti Goldman Sachs yang memperkirakan laba per saham (EPS) perusahaan terbuka di AS secara rata-rata sebesar US$165 di pada 2020.
Di sisi lain, Bank of America (BofA) memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS pada 2020 sebesar 2,8 persen dari proyeksi sebelumnya yaitu 3,2 persen.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia melakukan tiga intervensi untuk menahan laju pelemahan rupiah akibat virus Covid-19. Tiga metode ini adalah Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), intervensi di pasar spot, dan intevensi di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Baca Juga
Intervensi BI ke pasar obligasi menyebabkan yield SBN yang diterbitkan berada pada level 6,5 persen.
Pelemahan indeks terjadi karena capital outflow pada pasar ekuitas dan obligasi di Indonesia akibat penyebaran virus corona yang telah mencapai 82.250 kasus di luar China. Hal itu berpotensi memberikan dampak sistemik bagi perekonomian global.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemarin melemah ke level Rp14.025. Hari ini, MNC Sekuritas memprediksi IHSG akan berada pada rentang 5.500-5.690.
Sentimen agenda har ini yang diperhatikan pasar ialah data uang beredar pada Januari 2020, dan penjualan sepeda motor pada bulan lalu.