Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terus Melorot, Ini Langkah OJK dan BEI

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatakan bakal memperbaiki ekosistem pasar modal.
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat memberikan kuliah di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta./istimewa
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat memberikan kuliah di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) melorot 1,70 persen ke level 5.688 pada penutupan Rabu (26/2/2020). Dengan demikian, IHSG sudah terkoreksi sedalam 9,49 persen selama tahun berjalan (year to date).

Level ini merupakan yang terendah dalam setahun terakhir. Selain itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) sampai Rp1,75 triliun pada perdagangan hari ini.

Sementara itu, Bursa Efek Indonesia bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menggodok regulasi terkait market maker. Namun, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo belum dapat memastikan tanggal keluarnya beleid tersebut.

“Regulasi itu masih dalam pembahasan, [yang pasti] tidak akan terbit pada semester I/2020,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (26/2).

Ditemui secara terpisah, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatakan bakal memperbaiki ekosistem pasar modal. Pasalnya, ada kecenderungan shadow banking yang dilakukan oleh manajer investasi.

“Ekosistem pasar modal akan kami betulkan. Ada shadow banking yang diciptakan melalui pasar modal yaitu manajer investasi yang bisa menggunakannya untuk mengeluarkan beberapa instrumen,” katanya.

Wimboh mengatakan resiko instrumental itu sangat besar apalagi publik dan institusi masuk dalam instrumen tersebut. Jiwasraya, lanjutnya, menjadi salah satu yang menjadi korban. Menurutnya, instrumen itu telah merambah platform online dan berani memberikan imbal hasil pasti meskipun portofolionya bukan fixed income.

“Kami akan menciptakan short term melalui pasar modal hingga nanti tidak mengeluarkan instrumen yang tidak bisa kami monitor,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper