Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Siap Kerek Harga Jual, INDF & SIDO Tetap Jadi Saham Favorit

Kenaikan harga jual dinilai tidak akan berdampak terhadap penurunan penjualan emiten consumer.
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana sejumlah emiten untuk mengerek harga jual dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap volume penjualan. Saham emiten consumer kakap masih diunggulkan.

Head of Research Samuel Sekuritas, Suria Dharma, mengatakan kenaikan harga jual akan tergantung pada posisi emiten dalam ceruk pasar produk yang dijual.

Dia mencontohkan, loyalitas konsumen terhadap produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)sangat tinggi sehingga jika penyesuaian harga tidak akan terlalu berdampak pada volume penjualan.

“Misalnya, volume flat tapi harga kan bisa naik. Seperti ICBP (PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.) yang tertolong dengan PKH (Program Keluarga Harapan) tahun lalu, volume naik 7 persen walaupun harga naik,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (25/2/2020).

Di sektor consumer, Suria merekomendasikan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), induk ICBP karena valuasinya masih lebih murah dibandingkan dengan ICBP. Saham INDF direkomendasikan dengan target harga Rp9.500.

Senada dengan Suria, Head of Research Analyst FAC Sekuritas, Wisnu Prambudi Wibowo juga menjagokan INDF. Hal ini tak lepas dari produk-produknya yang terbilang defensif. Artinya, dalam situasi ekonomi sedang lesu pun, produk yang dijual INDF tetap akan dikonsumsi.

“Untuk INDF target di level Rp8.000, emitennya juga rajin bagi dividen,” kata Wisnu kepada Bisnis, Selasa (25/2/2020).

Selain INDF, Wisnu juga merekomendasikan emiten Sidomuncul (SIDO) dengan target harga Rp1.500, karena produknya dikenal masyarakat luas,bahan baku dari dalam negeri, dan royal menebar dividen bagi pemegang saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper