Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Cetak Cekor, Ini 8 Faktor Penyebabnya

Kebijakan FOMC dapat secara signifikan mempengaruhi pasar emas, karena mereka menetapkan suku bunga dan parameter kebijakan moneter lainnya. Emas adalah aset tanpa imbal hasil, sehingga sensitif terhadap perubahan suku bunga.

Peristiwa Global dan Indeks Dolar AS

Data ketenagakerjaan di Amerika Serikat adalah indikator ekonomi penting, yang mempengaruhi bagaimana investor mengambil keputusan tentang ekspektasi investasinya.

Non-Farm Payroll (NPF) adalah data yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Jumat pertama setiap bulannya. Data ini menunjukkan berapa banyak pekerjaan bertambah atau berkurang yang jadi indikator pemangku kepentingan mengambil keputusan.

Sebagai negara dengan tingkat produk domestik bruto terbesar di dunia, indikator ekonomi AS menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan. Apalagi, perhitungan harga emas juga mengacu pada mata uang dolar AS (US$).

Sebenarnya tidak ada hubungan jangka panjang yang jelas antara harga emas dan data NPF. Namun, Shaun K Roachi dan Marco Rossi dari IMF dalam makalahnya mereka menunjukkan bahwa data tenaga kerja menggerakkan harga emas dalam jangka pendek.

Biasanya, berita baik untuk pasar tenaga kerja AS berarti sentimien positif untuk dolar AS dan negatif untuk komoditas emas. Harga emas cenderung turun pada saat data NPF dirilis. Jika ada berita buruk dari pasar tenaga kerja, harga emas akan berbalik menguat.

Perubahan NPF jadi sesuatu yang sensitif terhadap naik-turunnya harga emas. Semakin tinggi risiko AS dari resesi atau dari masalah pengangguran, maka makin banyak dana dialihkan ke aset safe haven.

Federal Open Market Committee (FOMC) merupakan bagian dari bank sentral AS, Federal Reserve, yang mengadakan pertemuan rutin 8 kali per tahun untuk menentukan kebijakan moneter AS dan perubahan suku bunga.

Kebijakan FOMC dapat secara signifikan mempengaruhi pasar emas, karena mereka menetapkan suku bunga dan parameter kebijakan moneter lainnya. Emas adalah aset tanpa imbal hasil, sehingga sensitif terhadap perubahan suku bunga.

Karena fungsinya sebagai aset safe haven, emas terhadap sinyal yang dikirim oleh anggota FOMC tentang kondisi ekonomi AS. Inilah sebabnya mengapa harga emas sering digerakkan oleh pernyataan kebijakan moneter FOMC atau setelah rilis risalah pertemuannya.

Dalam siklus pengetatan The Fed yang dimulai beberapa tahun setelah the Great Depression, harga emas sangat berkorelasi dengan ekspektasi pasar akan tindakan FOMC di masa depan, atau laju kenaikan suku bunga.

Ketika FOMC bersikap lebih dovish dari yang diharapkan, harga emas akan naik karena ini menyiratkan laju pengetatan yang lebih lambat dan suku bunga riil yang lebih rendah. Sebaliknya, ketika FOMC lebih hawkish, harga emas akan turun karena menunjukkan normalisasi kebijakan moneter yang lebih agresif dan tingkat bunga riil yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper