Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berpeluang Menguat, Ini Katalis Pasar Obligasi

Secara valuasi, pasar obligasi Indonesia dinilai mulai mendekati mahal.
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar obligasi masih berpeluang menguat terbatas berdasarkan proyeksi Pilarmas Investindo Sekuritas. Berikut penjelasannya. 

Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan sejak perdagangan terakhir pasar obligasi mencatatkan tren penguatan. Dia pun memproyeksikan penguatan masih terjadi pada perdagangan hari ini. Menurutnya, pada tahap ini investor harus mewaspadai fase koreksi karena kerap kali terjadi setelah tren penguatan. 

"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan masih akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas," ujarnya dalam hasil risetnya, Kamis (23/1/2020).

Dia menyebut penguatan di pasar obligasi ditopang oleh perpindahan dana investor dari pasar saham sehingga kenaikan permintaan terhadap surat utang negara (SUN) terkerek naik dan berimbas pada kenaikan harga serta penurunan imbal hasil. 

Adapun, pada perdagangan sebelumnya imbal hasil SUN tenor 10 tahun berada di level 6,85%. Menurutnya, harga yang berlaku saat ini mulai mahal sehingga lebih baik bila menanti hingga kenaikannya cuku signifikan atau menanti momentum koreksi bila ingin melakukan pembelian. 

"Secara valuasi, pasar obligasi kita mulai mendekati mahal. Oleh sebab itu, alangkah baiknya investor menunggu, namun apabila kenaikan pasar obligasi melebihi dari 50 bps, maka kesempatan yang baik untuk mulai kembali masuk," katanya. 

Beberapa sentimen yang memengaruhi kondisi pasar obligasi yakni pertama, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen atas rencana tindakannya menerapkan tarif sangat tinggi terhadap produsen mobil Uni Eropa bila kesepakatan dagang tak diteken.

Hal ini bertolak belakang dengan langkah yang ditempuh pada 2018 yakni negosiasi kesepakatan perdagangan yang baru untuk menghindari pengenaan tarif.

Selain itu, Trump kembali menekan Bank Sentral Amerika Serikat dengan mengatakan pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh 4% bila suku bunga acuan kembali diturunkan.

Kedua, bunga kredit usaha rakyat (KUR) turun menjadi 6%, dengan peningkatan plafon anggaran yang naik 35% dari Rp140 triliun menjadi sekitar Rp190 triliun. Sebelumnya pemerintah telah menurunkan suku bunga KUR dari 24% pada 2008, kemudian menjadi 7% pada 2018. Langkah tersebut diharapkan menjadi solusi pendorong pertumbuhan ekonomi.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper