Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan, IHSG, diprediksi menguat pada pekan depan setelah ditutup menghijau ke level 6.287. Berikut perinciannya.
Direktur PT. Anugerah Mega Investama, Hans Kwee dalam risetnya mengatakan IHSG berpeluang berada fase konsolidasi dan berpotensi menguat.
Hans menyebut pergerakan IHSG akan berada di titik support 6.270 hingga 6.218. Lalu, pergerakan IHSG di level resistensi pada rentang 6.295 hingga 6.337. Atas prediksi tersebut, dia menyarankan agar investor melakukan aksi jual saat IHSG mengalami penguatan.
Adapun dari data Bursa Efek Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan kedua 2020 turun tipis sebesar 0,77 persen dibandingkan dengan pekan lalu yakni dari 6.323 menjadi 6.274.
“Kami perkirakan minggu depan IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.270 sampai 6.218 dan resistance di level 6.295 sampai 6.337. Sebaiknya pelaku pasar melakukan SOS atau penjualan ketika pasar mengalami penguatan,” kata Hans.
Beberapa sentimen yang bakal memengaruhi pergerakan IHSG pekan depan yakni:
Pertama, konflik Amerika Serikat-Iran berpotensi mereda
Kedua, masalah keluarnya Inggris dari Blok Eropa berpotensi berakhir dengan keputusan tanpa kesepakatan. Pasalnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen masih memiliki perbedaan sikap.
Ketiga, penandatanganan kesepakatan perdagangan fase pertama antara China dan Amerika Serikat. Sebelumnya telah diumumkan bahwa penandatanganan kesepakatan perdagangan fase pertama akan dilakukan pada Rabu (15/1/2020).
Kendati positif bagi pasar, Hans memperkirakan dampaknya hanya bakal terasa pada jangka pendek karena masalah tarif masih menjadi penghambat upaya perdamaian kedua negara.
“Penandatangan fase 1 menjadi sentimen positif tetapi euforia penandatanganan kami perkirakan berjangka pendek di pasar,” kata Hans.