Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenangan Partai Konservatif Dorong Pound Sterling Melonjak Tajam

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (13/12/2019), hingga pukul 17.10 WIB, pound sterling sterling melonjak 1,88% menjadi US$1,3408 per pound sterling. Pada pertengahan perdagangan pound sterling sempat menguat 2,7% terhadap dolar AS, menjadi kenaikan intraday terbesar sejak April 2017.
Pound Sterling./Reuters
Pound Sterling./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pound sterling berhasil melonjak setelah Partai Konservatif  memenangkan suara mayoritas dalam pemilihan umum Inggris, meningkatkan harapan bahwa kebuntuan Brexit akan segera terhentikan sehingga membuka aliran investasi yang terpendam.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (13/12/2019), hingga pukul 17.10 WIB, pound sterling sterling melonjak 1,88% menjadi US$1,3408 per pound sterling. Pada pertengahan perdagangan pound sterling sempat menguat 2,7% terhadap dolar AS, menjadi kenaikan intraday terbesar sejak April 2017.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,62% menjadi 96,792.

Manager Portfolio Brandywine Global Investment Management Philadelphia Jack Mcintyre mengatakan bahwa kemenangan partai Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, memungkinkan Boris Johnson untuk mendorong kesepakatan Brexit melalui parlemen dan mulai menegosiasikan kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa.

Kemenangan tersebut dapat mengakhiri lebih dari setahun kebuntuan parlemen dalam menentukan kesepakatan Brexit yang menahan investasi dan berkontribusi terhadap perlambatan ekonomi Inggris.

“Hasil pemilihan ini menghilangkan risiko utama di pasar dan menjadi sentimen yang sangat positif bagi aset berisiko. Kami menargetkan pound sterling dapat mencapai US$1,5 per pound sterling,” ujar Jack seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (13/12/2019).

Sebagai informasi, Partai Konservatif berhasil memenangkan suara mayoritas lebih dari 70 kursi tambahan dari total 650 kursi parlemen, menjadi kemenangan pemilu nasional Partai Konservatif terbesar sejak kemenangan 1987 oleh Margaret Thatcher.

Kemenangan Partai Konservatif Dorong Pound Sterling Melonjak Tajam

Kendati demikian, Brexit masih jauh dari selesai karena tenggat waktu keluarnya Inggris dari Benua Biru semakin dekat, yaitu pada Januari 2020 dan pasar masih meragukan pertumbuhan ekonomi Inggris.

Mengutip riset terbaru MUFG, masih terdapat risiko kekecewaan karena aktivitas bisnis masih cenderung tertahan hingga terdapat kejelasan lebih lanjut terkait hubungan perdagangan antara Inggris dengan Uni Eropa.

Ahli Strategi Mata Uang LMAX Exchange Joel Kruger mengatakan bahwa setelah pemilu pasar akan kembali berfokus pada prospek jangka panjang hubungan Inggris dan Uni Eropa.

“Oleh karena itu, kenaikan pound sterling diperkirakan ditutup di area US$1,35 per pound sterling hingga US$1,37 per pound sterling pada tahun ini masih dibayangi ketidakpastian Brexit menuju tenggat waktu,” ujar Joel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper