Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR OBLIGASI : Permintaan Lesu, Yield SUN Bergerak Terbatas

Beberapa seri SUN yang bisa dicermati yaitu FR0077, FR0081, FR0078, FR0082, FR0080, dan FR0083.
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA-BNI Sekuritas memprediksi pergerakan imbal hasil surat utang negara (SUN) tertahan ketidakpastian global sehingga investor menjauhi aset berisiko.

Dikutip dari hasil risetnya, Rabu (11/12/2019), Kepala Riset Pendapatan Tetap BNI Sekuritas Ariawan mengatakan pergerakan harga SUN masih dalam tahap sideways. Menurutnya, investor belum cukup percaya diri untuk berinvestasi di instrumen SUN karena ketidakpastian masih tinggi.

Adapun, beberapa sentimen yang memengaruhi pasar hari ini yaitu, pertama, kabar dari Amerika Serikat (AS) terkait penundaan pengenaan tarif pada 15 Desember. 

Beredar kabar bahwa AS bakal menunda pengenaan tarif terhadap barang asal China pada 15 Desember. Sebagai imbalannya, China harus berkomitmen untuk menambah pembelian komoditas pertanian sehingga pengenaan tarif ditunda. 

Kendati demikian, pihak China justru menginginkan pembelian komoditas pertanian AS secara bertahap sambil melihat eksekusi penundaan pengenaan tarif terlebih dahulu. Akibat dua kabar ini, investor menahan aliran dananya ke aset berisiko termasuk SUN. 

Tidak agresifnya pergerakan investor pada instrumen SUN ini membatasi penurunan imbal hasil karena faktor permintaan yang lesu. 

"Tingginya ketidakpastian mengenai prospek hubungan dagang AS-China ini mendorong investor global untuk tidak terlalu agresif pada aset-aset yang lebih berisiko," katanya. 

Di sisi lain, pasar dalam negeri pun menunjukkan tren pergerakan yield yang terbatas. Alasannya, pergerakan rupiah cenderung stabil. 

Pergerakan rupiah cenderung terbatas yakni dari Rp14.010 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (9/12/2019) dan mencapai Rp14.020 per dilar AS pada Selasa (10/12/2019). Pergerakan yield pada perdagangan sebelumnya cukup variatif yakni pada rentang 1 basis poin hingga 4 basis poin. 

Volume rata-rata transaksi harian surat berharga negara (SBN) berada di level Rp13,2 triliun atau di bawah rata-rata sepanjang tahun ini yaitu Rp13,7 triliun. 

Atas proyeksi tersebut, dia merekomendasikan agar investor memilih strategi trading jangka pendek guna memanfaatkan pergerakan sideways hari ini melalui seri paling likuid. Beberapa seri SUN yang bisa dicermati yaitu FR0077, FR0081, FR0078, FR0082, FR0080, dan FR0083.

"Di tengah potensi pergerakan yield yang masih cenderung sideways dalam waktu dekat, strategi trading jangka pendek masih akan menjadi pilihan yang menarik bagi investor," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper