Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kendaraan Listirk Diproyeksi Dorong Permintaan Timah

Permintaan kendaraan listrik yang diproyeksi meningkat pada tahun depan dinilai akan ikut membantu memperbaiki permintaan timah yang telah terkontraksi akibat perang dagang AS dan China.
Mobil listrik Nissan Leaf dipamerkan dalam ajang Tokyo Motor Show/REUTERS-Edgar Su
Mobil listrik Nissan Leaf dipamerkan dalam ajang Tokyo Motor Show/REUTERS-Edgar Su

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan kendaraan listrik yang diproyeksi meningkat pada tahun depan dinilai akan ikut membantu memperbaiki permintaan timah yang telah terkontraksi akibat perang dagang AS dan China.

Direktur PT Refined Bangka Tin Reza Andriansyah mengatakan bahwa pihaknya yakin permintaan timah akan terkena imbasnya dari kenaikan permintaan kendaraan listrik, terutama di kasawan Eropa.

Hal tersebut seiring dengan sebuah riset yang mengungkapkan penggunaan timah dalam kendaraan listrik akan membuat daya tahan baterai lebih lama dibandingkan dengan bahan lain.

“Walaupun itu baru research stated, saya tetap yakin kendaraan listrik yang akan mendorong permintaan timah ke depannya sehingga dapat mendorong konsumsi jadi dorong harganya untuk bergerak lebih tinggi lagi,” ujar Reza kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Adapun, Asosiasi Eksportir Timah Indonesia atau AETI memprediksi permintaan timah global turun sebesar 7% hingga 12% sampai akhir tahun ini, terkecuali ada perkembangan positif dari sengketa perdagangan AS dan China.

Sepanjang tahun berjalan 2019, harga timah telah bergerak terdepresiasi hingga 15,81% akibat tekanan permintaan karena melemahnya pertumbuhan ekonomi global. 

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (22/11/2019), harga timah di bursa London melemah 0,3% menjadi US$16.350 per ton.

Kendaraan Listirk Diproyeksi Dorong Permintaan Timah

Untuk membantu mendorong harga, PT Refined Bangka Tin melakukan pemangkasan produksi sekitar 100 ton per bulan mulai Juli bersamaan dengan keputusan produsen timah terbesar dunia, Yunnan Tin untuk memangkas produksi. Pemangkasan tersebut pun juga dilakukan oleh PT Timah Tbk.

Reza mengatakan bahwa pemangkasan produksi tersebut diestimasikan dilakukan hingga akhir tahun untuk mendorong harga dapat naik maksimal.

“Sebelumnya kan produksi kami juga sudah melambat seiring dengan sertifikasi CPI [competent person Indonesia], jadi mungkin tahun ini total pasokan lebih lemah, semoga harga bisa kembali pulih,” papar Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper