Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sembilan Bulan Pertama 2019, MDLN Bukukan Pendapatan Usaha Rp1,56 Triliun

Pada kuartal III/2019, perseroan meluncurkan proyek Kota Baru Modernland Cilejit.
Dari kiri ke kanan: Komisaris Independen PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) Nita Tanawidjaja, Komisaris Edwyn Lim, Komisaris Independen Iwan Suryawijaya, Wakil Direktur Utama. Freddy Chan dan Direktur Dharma Mitra berpose bersama sesaat setelah berlangsungnya acara public expose perseroan di Tangerang, Jumat (22/11/2019).
Dari kiri ke kanan: Komisaris Independen PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) Nita Tanawidjaja, Komisaris Edwyn Lim, Komisaris Independen Iwan Suryawijaya, Wakil Direktur Utama. Freddy Chan dan Direktur Dharma Mitra berpose bersama sesaat setelah berlangsungnya acara public expose perseroan di Tangerang, Jumat (22/11/2019).

Bisnis.com, JAKARTA — PT Modernland Realty Tbk. dalam 9 bulan pertama tahun ini membukukan pendapatan usaha Rp1,56 triliun atau mengalami penurunan Rp126,98 miliar atau 7,51 persen bila dibandingkan dengan posisi per 30 September 2018 yang tercatat Rp1,69 triliun.

Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya volume penjualan atas rumah tinggal dan ruko, akan tetapi diimbangi oleh penjualan atas lahan (kaveling) perseroan yang meningkat jika dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, laba bersih yang berhasil dibukukan perseroan per 30 September 2019 adalah Rp248,06 miliar. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar Rp174,74 miliar atau 238,31 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp73,32 miliar.

Peningkatan atas laba bersih ini sebagian besar disebabkan karena peningkatan penjualan lahan (kaveling) perseroan.

Wakil Direktur Utama PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) Freddy Chan menjelaskan bahwa perseroan tetap berkomitmen untuk terus memenuhi kebutuhan akan perumahan dan penyediaan lahan industri dengan melakukan penjualan produk hunian di Jakarta Garden City, Jakarta Timur dan penjualan lahan kaveling industri di proyek kawasan industri ModernCikande Industrial Estate yang terletak di Serang, Banten.

“Pada kuartal III/2019, katanya, MDLN menjawab kepercayaan pemegang saham, konsumen, dan masyarakat dengan kembali meluncurkan proyek Kota Baru Modernland Cilejit,” ujarnya melalui siaran pers, Jumat (22/11/2019).

Modernland Cilejit merupakan Kota Baru seluas 1.000 hektare yang berlokasi di Cilejit, Tangerang.

Dengan mengusung konsep transit oriented development (TOD) dan resort leaving, Modernland Cilejit akan dirancang sebagai kawasan premium yang dikelilingi dengan fasilitas terbaik.

Sembilan Bulan Pertama 2019, MDLN Bukukan Pendapatan Usaha Rp1,56 Triliun

Rencana induk pengembangan kota baru Modernland Cilejit di Tangerang. - Bisnis
Fasilitas itu antara lain sarana pendidikan, taman bertema (theme park), taman air (water park) dan edu park, sarana kesehatan, area komersial, transportasi hingga sarana ibadah. Nantinya, Modernland Cilejit juga akan dilengkapi oleh kawasan hijau central park dan danau seluas 20 hektare.

Adapun, pencapaian hingga kuartal III/2019, MDLN mencatatkan prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp2,71 triliun dengan perincian diperoleh dari segmen residensial Rp1,50 triliun, segmen industrial Rp1,13 triliun, serta segmen kesanggrahan (hospitality) sebesar Rp84,75 miliar.

Sampai dengan Public Expose ini dilaksanakan, pada tanggal 31 Oktober 2019 lalu MDLN telah membentuk perusahaan patungan dengan Perusahaan perumahan, arsitektur, teknik sipil dan konstruksi pabrik asal Korea Selatan yaitu Lotte Engineering & Construction (Lotte E&C).

“Perusahaan patungan tersebut akan mengembangkan proyek mixed-use di kawasan township Jakarta Garden City di Jakarta Timur,” ungkap Freddy.

PASANG SURUT

Dia menjelaskan bahwa pasar properti di Indonesia selama 3 tahun terakhir mengalami pasang surut yang cukup signifikan.

Hal tersebut dipicu karena lesunya perekonomian dunia, dinamika kondisi politik, hingga bergesernya gaya hidup masyarakat.

“Tahun 2019 merupakan tahun politik dengan berlangsungnya pemilihan presiden dan pemilu legislatif, yang tentunya berdampak terhadap bisinis properti di Tanah Air. Faktor perang dagang Amerika Serikat-China juga ikut memengaruhi kondisi makro sektor properti,” kata Freddy Chan.

Setelah gelaran Pemilu 2019, bisnis properti di Indonesia masih belum mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Namun, saat ini pasar properti di Indonesia mulai bergerak menuju tren yang lebih baik.

Sejak semester pertama 2019, Property Index mencatat indeks harga properti di DKI Jakarta naik 2 persen secara kuartalan. Kenaikan ini di atas rata-rata kenaikan per kuartal sepanjang 2018, sebesar 0,20 persen.

“Hasil tersebut menunjukkan adanya sinyal pemulihan pasar properti di Indonesia. Hal ini juga seiring dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,17 persen.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Zufrizal
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper