Bisnis.com, JAKARTA--Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan pergerakan pasar obligasi pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), cenderung menguat terbatas.
Dikutip dari hasil riset hariannya, Selasa (1/10/2019), Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan obligasi jangka menengah telah menunjukkan penguatan. Adapun, penguatan tersebut bakal disusul oleh obligasi jangka pendek dan panjang di tengah potensi tekanan eksternal.
Dia memperkirakan pasar obligasi cenderung menguat terbatas hari ini akibat dua sentimen. Pertama, tentang rencana delisting perusahaan asal China di Bursa Amerika Serikat yang juga diikuti dengan sanggahan bahwa rencana itu tak akan dilakukan saat ini. Adapun, respons pasar sebelumnya telah tergambar negatif karena keinginan AS membatasi perusahaan China di Bursa sebagai indikator naiknya tensi perang dagang.
AS menyatakan bahwa sikap lebih ketat baik untuk melakukan delisting dan kontrol terhadap investasi AS di China adalah karena terdapat perusahaan asal China yang ternyata tak memiliki standar akuntansi yang sama. Terlepas dari itu, China bahkan berupaya memperluas akses ke lembaga keuangan asing sehingga lebih atraktif bagi tambahan investasi masuk.
"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas," ujarnya.
Sentimen lain yang menurutnya bakal mempengaruhi pasar hari ini yaitu pernyataan CEO Federal Reserves Bank of Chicago, Charles Evans yang membuka peluang pemangkasan lanjutan suku bunga acuan. Meskipun The Fed telah memangkas 50 basis poin di tahun ini, terdapat ruang untuk mendorong kondisi ekonomi sehingga langkah pelonggaran masih bisa ditempuh. Data ekonomi khususnya terkait tenaga kerja akan menjadi dasar keputusan pemangkasan suku bunga.
Atas proyeksi tersebut, Maximilianus merekomendasikan agar investor melakukan aksi beli dengan volume kecil.
"Kami merekomendasikan beli hari ini dengan potensi bersiap untuk membeli dengan volume kecil. Pergerakan pasar yang melebihi 55 bps, akan menjadi arah obligasi selanjutnya," katanya.