Bisnis.com, JAKARTA – Pemangkasan suku bunga acuan yang kembali dilakukan oleh Bank Indonesia berhasil menjadi penolong bagi mata uang Garuda yang sempat terdepresiasi akibat dolar AS yang menguat setelah komentar Ketua The Fed Jerome Powell yang tidak dovish seperti yang diharapkan pasar.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Kamis (19/9) rupiah berhasil parkir di zona hijau, meski hanya menguat tipis 0,05% di level Rp14.060 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa rupiah berhasil bereaksi positif terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia karena pemangkasan tersebut dinilai dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global sehingga menjadi katalis positif rupiah.
“Namun, penguatan yang terbatas, mungkin karena ada risiko pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS karena potensi pemangkasan lanjutan BI rate masih terbuka tahun ini sementara the Fed belum jelas,” ujar Ariston kepada Bisnis, Kamis (19/9/2019).
Dia mengatakan level support kuat bagi rupiah kini berada di level Rp14.350 per dolar AS dan pelemahan di atas level tersebut harus membutuhkan sentimen negatif baru selain dovishnya Jerome Powell. Sementara itu, untuk level resisten rupiah berada di level RP13.850 per dolar AS.
Senada, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa dalam perdagangan hari ini rupiah sempat melemah ke level Rp14.099 per dolar AS akibat greenback yang bergerak menguat meski The Fed telah memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga tersebut tetap dilakukan meskipun ekonomi AS tumbuh solid. Oleh karena itu, dia mengindikasikan tidak akan ada lagi pemangkasan suku bunga lanjutan hingga akhir tahun ini.
Hal tersebutlah yang membuat dolar AS bergerak menguat mengalahkan hampir semua mata uang Asia, tetapi berkat pemangkasan suku bunga acuan oleh BI rupiah berhasil ditutup menguat tipis.
“Jika melihat respon pelaku pasar yang positif dalam dua kali pemangkasan suku bunga sebelumnya, sehingga ketika BI kembali memangkas suku bunga sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar, rupiah akan berbalik menguat melawan dolar AS,” ujar Ibrahim, Kamis (19/9/2019).
Sebagai informasi, Bank Indonesia melanjutkan pemangkasan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%. Dengan demikian, BI telah memangkas suku bunga dalam tiga bulan berturut-turut.
Fundamental rupiah, seperti neraca perdagangan yang berhasil surplus untuk periode Agustus memberikan indikasi bahwa neraca perdagangan dalam negeri pada kuartal III/2019 akan bergerak lebih stabil, sehingga transaksi berjalan berpotensi membaik, juga menjadi katalis positif bagi rupiah.
Dia memprediksi pada perdagangan Jumat (20/9/2019) rupiah masih melanjutkan penguatan di kisaran Rp14.035 per dolar AS hingga Rp14.110 per dolar AS.