Bisnis.com, JAKARTA — PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) bakal terus memperhatikan volatilitas pasar global guna menjaga kinerja perseroan pada sisa periode yang ada pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Merdeka Copper Gold Adi Adriansyah Sjoekri mengatakan bahwa kondisi makroekonomi dunia memiliki pengaruh yang langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan bisnis perseroan.
Pasalnya, perlambatan pertumbuhan ekonomi global memberikan tekanan terhadap harga logam dasar dunia, salah satunya adanya tembaga.
“Kami akan terus memonitor perkembangan kondisi makroekonomi dunia dan mengevaluasi pengaruhnya terhadap performa perseroan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (19/8).
Sepanjang semester I/2019, emiten bersandi saham MDKA tersebut masih mencatatkan pertumbuhan dua digit pada pendapatan dan laba bersih tahun berjalan perseroan.
Pada periode tersebut, MDKA mencatatkan pendapatan senilai US$191,77 juta, meningkat 66,95 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai US$114,86 juta.
Sementara itu, laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada periode tersebut tercatat senilai US$42,25 juta, meningkat 29,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai US$32,25 juta.
“Kontribusi pendapatan perseroan terutama dari komoditas emas sebesar 69,53 persen dan tembaga sebesar 22,93 persen,” jelasnya.
Sementara itu, Thomas Radityo, Analis Ciptadana Sekuritas Asia dalam risetnya menyebutkan bahwa secara kuartalan pendapatan MDKA meningkat 9,1 persen menjadi US$100,1 juta dibandingkan dengan catatan kuartal I/2019. Peningkatan tersebut didukung oleh lonjakan penjualan tembaga yang meningkat 63,6 persen.
Namun, laba bersih perseroan pada kuartal II/2019 tumbuh lebih lambat yang tercatat hanya tumbuh 8,1 persen dibandingkan dengan kuartal I/2019 karena disebabkan oleh peningkatan biaya keuangan 67,9 persen dan pajak yang lebih tinggi 54,8 persen, sehingga hal tersebut membebani laba perseroan.
“Kami menilai karena perkembangan pembangunan Tambang Tujuh Bukit untuk mempersiapkan infrastruktur pertambangan dan persiapan untuk proyek Porphyry,” sebutnya.
Merujuk hasil semester I/2019, Ciptadana Sekuritas Asia mempertahankan estimasi pendapatan untuk MDKA. Adapun, pihaknya memberikan target harga untuk saham MDKA yakni Rp8.162 per saham.
Menurutnya, likuiditas saham MDKA akan menjadi lebih menarik dengan rencana perseroan untuk melakukan stock split saham menjadi 1:5 yang baru akan dibahas pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 25 September 2019.
“Oleh karena itu, kami mempertahankan peringkat beli kami mengingat potensi kenaikan yang masih menarik,” jelasnya.