Bisnis.com, JAKARTA – PT AirAsia Indonesia Tbk. mengincar serapan dana jumbo atas hajat right issue yang akan digelar perseroan. Untuk aksi korporasi tersebut, perseroan mengincar dana hingga Rp4 triliun.
Dua perusahaan sekuritas telah ditunjuk sebagai arranger dari aksi korporasi ini yakni PT Sinarmas Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Direktur Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli mengatakan bahwa dalam waktu sepekan ke depan, emiten berkode saham CMPP tersebut siap untuk merilis keterbukaan informasi untuk itu.
“Kurang lebih [incaran dana right issue Rp4 triliun], tunggu keterbukaan informasinya pekan depan,” ujarnya kepada Bisnis pada Minggu (1/9/2019).
Right issue yang akan digelar maskapai penerbangan berbiaya rendah tersebut selain untuk menambah permodalan, ditujukan sebagai pemenuhan ketentuan free float sebesar 7,5% sesuai dengan aturan bursa.
Sementara itu, di pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menghentikan sementara (suspensi) perdagangan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), sejak sesi I perdagangan efek, Senin (5/8/2019).
Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 Goklas Tambunan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Dagang Irvan Susandy menjelaskan suspensi tersebut atas pemantauan per 30 Juni 2019, CMPP belum memenuhi ketentuan V.1 Peraturan Bursa No I-A.
Ketentuan tersebut berbunyi bahwa pencatatan saham tambahan yang berasal dari Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tetapi tidak termasuk ESOP/MSOP harus memenuhi beberapa ketentuan.
Penangguhan ini akan berlaku sampai CMPP memberikan pengumuman publik tentang agenda rights issue-nya dan mengumumkan pertemuan umum yang luar biasa (RUPSLB), yang hanya dapat dilakukan setelah audit keuangan independen untuk kuartal yang berakhir 30 Juni 2019 telah diselesaikan akhir bulan ini.
“Bursa Efek Indonesia telah memberikan Peringatan Tertulis III dan denda kepada PT AirAsia Indonesia Tbk. atas belum terpenuhinya ketentuan tersebut dan memberikan batas waktu untuk memenuhi ketentuan tersebut sampai dengan tanggal 30 Juni 2019,” sebut Tambunan.
Belum lama ini, Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan kepada Bisnis mengungkapkan bahwa saham yang bakal dilepas perseroan dapat melebihi 6%.
Komposisi kepemilihan saham publik di CMPP pada saat ini tercatat hanya 1,59%. Dengan asumsi itu, CMPP akan memenuhi batas ketentuan free float sebesar 7,5%.
Dari sisi kinerja keuangan, CMPP mencatatkan penurunan rugi bersih pada semester I/2019. Hal itu diikuti juga dengan pendapatan perseroan yang tumbuh signifikan.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2019, CMPP mengantongi pendapatan senilai Rp2,99 triliun, melesat 63,38% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp1,83 triliun.
Adapun, beban usaha perseroan tercatat meningkat 28,93% menjadi Rp3,03 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu senilai Rp2,35 triliun. Dengan demikian, rugi bersih tahun berjalan perseroan menipis menjadi Rp82,64 miliar dibandingkan dengan semester I/2018 Rp426,03 miliar.
Dendy mengatakan bahwa kondisi bisnis penerbangan pada tahun ini dinilai lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.