Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi: Kombinasikan RD Saham dan RD Pendapatan Tetap

Manajer Investasi merekomendasikan produk reksa dana saham untuk diakumulasikan beli saat ini. Pasalnya kedua jenis produk tersebut memiliki potensi upside dari IHSG dan obligasi pada akhir tahun.
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Manajer Investasi merekomendasikan produk reksa dana saham (RD Saham) dan RD Pendapatan Tetap  untuk diakumulasikan beli saat ini. Pasalnya kedua jenis produk tersebut memiliki potensi upside dari IHSG dan obligasi pada akhir tahun.

Presiden Direktur Sucor Asset Management Jemmy Paul memperkirakan IHSG pada akhir tahun ini akan melaju ke level 6.800—6.900 dan bahkan berpotensi menyentuh level 7.000.

“Kami rekomendasi [reksa dana] saham karena upside—nya masih lumayan terutama reksa dana saham kami selalu outperform IHSG,” ujar Jemmy di Jakarta- Kamis (8/8/2019).

Dirinya menilai tensi dagang saat ini yang memanas lagi menunjukkan bahwa perkembangan perang dagang masih akan terus menjadi ketidakpastian. 

Setidaknya, dampak perang dagang sendiri diperkirakan bakal bertahan hingga 2 tahun ke depan. Namun, pihak pemerintah AS dinilai tidak akan memberikan tarif yang seagresif sebelumnya.

Sementara dari dalam negeri, dengan kepastian politik, investor akan lebih percaya diri untuk berinvetasi terlebih ketika kabinet yang baru diumumkan. Selain itu, valuasi saham juga dinilai akan menarik pada akhir tahun ini. 

Sementara itu, Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich merekomendasikan produk reksa dana pendapatan tetap dan saham yang berpeluang rebound pada akhir tahun.

 “Kemudian reksa dana terproteksi net 8% juga menarik untuk lock-in return beberapa tahun ke depan untuk antisipasi tren penurunan return akibat tren bunga yang turun,” ujarnya.

 Di sisi lain, Head of Investment Shinhan Asset Management Effendi Hasim menyarankan investor yang konservatif untuk masuk ke reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap. Sementara untuk investor moderat bisa mencermati produk reksa dana campuran.

“Sebaiknya ke campuran dulu di situasi begini, sama pasar uang. Saat suasana sudah agak tenang, gejolak tidak terlalu tinggi—walaupun itu kesempatan juga, baru switch ke saham,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper