Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan reli penguatannya bahkan menyentuh level penutupan tertinggi dalam lebih dari satu bulan.
Sementara itu, penguatan nilai tukar rupiah berlanjut terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bersama dengan mata uang emerging market di Asia.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com hari ini, Selasa (11/6/2019):
Emerging Market Kuat, IHSG Ditutup di Level Tertinggi
Indeks Harga Saham Gabungan berhasil melanjutkan penguatannya bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada akhir perdagangan hari ini.
Sebanyak lima dari sembilan sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin tambang (+0,64 persen) dan infrastruktur (+0,55 persen). Empat sektor lainnya menetap di zona merah, dipimpin sektor aneka industri yang turun 0,54 persen.
Saham PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang masing-masing naik 12,41 persen dan 5,71 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG hari ini.
Dolar AS Stabil, Rupiah Berhasil Ditutup Menguat Tipis
Rupiah berhasil ditutup menguat tipis meskipun indeks dolar AS masih bergerak stabil seiring dengan investor yang cenderung wait and see pertemuan AS dan China di KTT G20 pada akhir bulan ini di Jepang.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa meskipun harapan penurunan suku bunga acuan oleh The Fed meningkat, terdapat kekhawatiran pasar untuk menjual dolar AS secara agresif sebelum KTT G20 pada 28-29 juni mendatang.
Selain itu, penguatan rupiah masih didukung oleh lembaga rating S&P yang menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil.
Investor Asing Net Buy Lagi, IHSG Reli Hari Keempat
Aksi beli bersih oleh investor asing berlanjut pada perdagangan hari keempat berturut-turut. Investor asing membukukan aksi beli bersih atau net buy senilai sekitar Rp241,49 miliar pada perdagangan hari ini.
Total nilai transaksi yang terjadi di lantai bursa hari ini mencapai sekitar Rp8,06 triliun dengan volume perdagangan tercatat sekitar 11,54 miliar lembar saham.
Investor Tunggu KTT G20, Pasar Saham Global Kompak Menguat
Bursa Eropa dan Asia mampu menguat bersama dengan indeks futures Amerika Serikat (AS), di tengah penantian pasar atas perkembangan seputar isu perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Di Asia, bursa saham China tampak mengungguli bursa saham lainnya di kawasan itu didorong pemberitaan bahwa pemerintah daerah akan memiliki lebih banyak ruang untuk melakukan pengeluaran dalam infrastruktur.
Kabar tersebut membantu mengimbangi ancaman Presiden AS Donald Trump untuk menaikkan tarif lebih lanjut jika Presiden China Xi Jinping tidak bertemu dengannya di KTT G20, Osaka, Jepang, pada 28-29 Juni.
Pergerakan Harga Emas Comex dan Antam
Harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2019 terpantau lanjut turun 3,70 poin atau 0,28 persen ke level US$1.325,60 per troy ounce pukul 18.26 WIB seiring dengan kenaikan dolar AS.
Sepanjang perdagangan hari ini, harga emas bergerak di level 1.325-1.333,80. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,041 poin atau 0,04 persen ke posisi 96,802.
Sebaliknya, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta turun Rp8.000 menjadi Rp673.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas Antam turun Rp5.000 menjadi Rp595.000 per gram.
Pasok Ketat, Harga Karet Tambah Kencang
Penguatan harga karet di bursa Shanghai berhasil berlanjut pada akhir perdagangan hari keempat berturut-turut.
Dilansir dari Bloomberg, harga karet berjangka memperpanjang kenaikannya saat pasokan yang ketat di Thailand, eksportir karet terbesar di dunia, mendorong pengirim untuk menaikkan harga.