Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Stabil, Rupiah Berhasil Ditutup Menguat Tipis

Rupiah berhasil ditutup menguat tipis pada perdagangan Selasa (11/6/2019) meski indeks dolar AS masih bergerak stabil seiring dengan investor yang cenderung wait and see pertemuan AS dan China di KTT G20 pada akhir bulan ini di Jepang.
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah berhasil ditutup menguat tipis pada perdagangan Selasa (11/6/2019) meski indeks dolar AS masih bergerak stabil seiring dengan investor yang cenderung wait and see pertemuan AS dan China di KTT G20 pada akhir bulan ini di Jepang.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Selasa (11/6/2019), rupiah melanjutkan penguatan dengan ditutup naik tipis 0,08 persen atau 11,5 poin menjadi Rp14.238,5 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa meskipun harapan penurunan suku bunga acuan oleh The Fed meningkat, terdapat kekhawatiran pasar untuk menjual dolar AS secara agresif sebelum KTT G20 pada 28-29 juni mendatang.

"Komentar dovish baru-baru ini dari pejabat Fed dan data ekonomi yang lemah telah mendukung harapan untuk penurunan suku bunga. Akan tetapi pasar juga menanti hasil pertemuan G20 di Osaka," ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (11/6/2019).

Presiden AS Donald Trump mengancam akan kembali menaikkan tarif impor China jika Presiden China Xi Jinping tidak mau bertemu dengannya di KTT G20.

Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan beberapa mata uang mayor bergerak stabil di level 96,764.

Selain itu, penguatan rupiah masih didukung oleh lembaga rating S&P yang menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil. 

"Keputusan ini membuat investor makin yakin untuk berinvestasi di aset-aset berbasis rupiah, terutama obligasi, karena kemungkinan gagal bayar akan semakin kecil," papar Ibrahim.

Data fundamental Indonesia yang cukup kuat, yaitu tingkat inflasi periode Mei yang cenderung terkontrol, menjadi katalis positif lain bagi rupiah.

BPS mencatat pada Mei 2019 terjadi inflasi 0,68 persen mom, lebih tinggi dibandingkan dengan ekspetasi pasar yang memperkirakan inflasi bulanan di level 0,53 persen. Sementara itu, secara tahunan inflasi mencapai 3,32 persen, lebih tinggi daripada perkiraan pasar sebesar 3,165 persen.

Ibrahim memprediksi pada perdagangan Rabu (12/6/2019) rupiah masih akan bergerak menguat di level Rp14.205 per dolar AS hingga Rp14.275 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper