Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah anjlok pada akhir perdagangan Rabu (22/5/2019), di tengah kekhawatiran soal kelebihan pasokan dan berlanjutnya tensi perdagangan Amerika Serikat-China.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli 2019 ditutup anjlok 2,7 persen atau US$1,71 di level US$61,42 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli 2019 merosot 1,7 persen atau US$1,19 dan berakhir di level US$70,99 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$9,57 terhadap WTI.
Departemen Energi AS melaporkan kenaikan jumlah persediaan minyak mentah mingguan ke level tertingginya sejak Juli 2017. Sementara itu, stok bensin juga tumbuh lebih cepat dari perkiraan, produksi minyak dalam negeri meningkat, dan pemanfaatan kilang turun ke level musiman terendah dalam lima tahun.
Harga minyak sebelumnya sudah melemah bersama dengan pasar modal global karena ketegangan perdagangan antara AS dan China tidak juga menunjukkan tanda-tanda mereda.
Pemerintahan Presiden Donald Trump dikabarkan sedang mempertimbangkan memberi batasan-batasan baru pada perusahaan-perusahaan China, setelah memasukkan Huawei Technologies ke dalam daftar hitam pekan lalu.
Mengeruhnya hubungan perdagangan dua ekonomi terbesar dunia itu sontak meresahkan banyak pihak. Pada Selasa (21/5), Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memangkas proyeksinya untuk pertumbuhan global.
“Sulit untuk menjadi bullish,” ujar Rob Thummel, managing director di Tortoise, merujuk pada laporan Departemen Energi. “Selain penurunan impor minyak mentah ke AS, segala hal lain akan menjadi tren yang mengarah pada harga minyak yang lebih rendah.”
Investor-investor minyak mencermati sinyal penawaran dan permintaan yang saling bertentangan. Meski pasokan AS dan konflik perdagangan menjaga harga tetap terkendali, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan aliansinya (OPEC+) membatasi output untuk menopang pasar.
Di sisi lain, konflik di Timur Tengah dan pemadaman yang tidak direncanakan mulai dari Libya hingga Venezuela juga memperketat pasokan global.
“Saat proyeksi oleh OECD dan lainnya menunjukkan pertumbuhan permintaan akan melambat, OPEC diperkirakan akan mengendalikan pasokan,” tutur Miyoko Nakashima, pakar strategi senior di Mizuho Securities Co., Tokyo.
“Itu berarti ada kenaikan yang terbatas, tetapi harga mungkin akan tetap berada dalam kisaran yang relatif stabil.”
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Juli 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
22/5/2019 | 61,42 | -1,71 poin |
21/5/2019 | 63,13 | -0,08 poin |
20/5/2019 | 63,21 | +0,29 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Juli 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
22/5/2019 | 70,99 | -1,19 poin |
21/5/2019 | 72,18 | +0,21 poin |
20/5/2019 | 71,97 | -0,24 poin |
Sumber: Bloomberg