Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Beri Huawei Kelonggaran, Pasar Saham Global Lega

Bursa Eropa mampu naik bersama dengan indeks futures Amerika Serikat (AS) pada perdagangan siang ini, Selasa (21/5/2019), di tengah eskalasi perang dagang Amerika Serikat-China.
Indeks Bursa Eropa/Reuters
Indeks Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa mampu naik bersama dengan indeks futures Amerika Serikat (AS) pada perdagangan siang ini, Selasa (21/5/2019), di tengah eskalasi perang dagang Amerika Serikat-China.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 naik 0,3 persen pada pukul 08.11 pagi waktu London (pukul 14.11 WIB).

Pada saat yang sama, indeks futures S&P 500 naik 0,3 persen, indeks FTSE 100 Inggris menanjak 0,4 persen, dan indeks DAX Jerman menguat 0,5 persen.

Sementara itu, indeks MSCI Emerging Market naik 0,2 persen, kenaikan terbesarnya dalam lebih dari sepekan. Namun, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2 persen.

Kontrak pada indeks S&P 500, Dow Jones Industrial Average, dan Nasdaq 100 seluruhnya diperdagangkan di zona hijau setelah pemerintah AS memberikan kelonggaran bagi para konsumen dan operator yang menggunakan produk-produk Huawei Technologies.

Pada Senin (20/5/2019) waktu setempat, pemerintah AS mengurangi batasan perdagangan yang diberlakukan pekan lalu pada Huawei. Ini dilakukan sebagai upaya untuk meminimalkan gangguan bagi pelanggan-pelanggan Huawei di seluruh dunia.

Langkah terbaru ini dilakukan sehari setelah tindak keras Gedung Putih terhadap raksasa telekomunikasi China tersebut memukul saham-saham teknologi.

Bursa Eropa pun merespons perkembangan itu dengan menguat, didorong saham perusahaan-perusahaan teknologi. Bursa saham di China membukukan kenaikan terkuat di Asia, sedangkan bursa Jepang berakhir di posisi lebih rendah.  

Di Korea Selatan, kenaikan saham Samsung Electronics Co. membantu mendongkrak pasar saham Negeri Ginseng, ditopang spekulasi manfaat yang bakal diperoleh raksasa elektronik Korsel ini dari kebutuhan Huawei untuk beralih dari pemasok-pemasoknya di AS.

Sebelumnya, daya tarik aset-aset berisiko telah terpukul eskalasi retorika dan konflik perdagangan Antara dua ekonomi terbesar di dunia itu. Pemerintah AS semakin menekan China dengan memasukkan Huawei dan sejumlah afiliasinya ke dalam daftar hitam pekan lalu.

Terlepas dari semua pergolakan, indeks saham global tetap terpaut 5 persen dari level tertingginya sepanjang masa, sementara indeks S&P 500 terpaut sekitar 3 persen dari rekornya.

Investor selanjutnya akan mencermati rilis sejumlah data AS pekan ini berikut risalah pertemuan kebijakan 30 April-1 Mei bank sentral AS Federal Reserve pada Rabu (22/5/2019).

“Negara G-10 yakini bahwa segala sesuatunya dapat diperbaiki. Inilah yang dikatakan oleh para ekonom, sehingga mereka tidak melihat alasan untuk panik,” ujar Sebastien Galy, pakar strategi makro senior di Nordea Investment Funds SA di Luxembourg.

“Volatilitas akan tetap ada, meskipun tidak harus berarti bahwa pergerakan ekuitas selalu turun, sambil menunggu kejelasan perundingan AS-China sebelum pertemuan G-20 bulan depan,” lanjutnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper