Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten perbankan menjadi penekan utama pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (17/5/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,41 persen atau 24,13 poin ke level 5.871,61 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (16/5), IHSG ditutup melorot 1,42 persen atau 85,15 poin di level 5.895,74, pelemahan hari keempat berturut-turut.
Sebelum kembali melemah, indeks sempat rebound ke zona hijau dengan dibuka naik 0,59 persen atau 34,53 poin di posisi 5.930,27. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 5.868,93 – 5.936,97.
Empat dari sembilan sektor menetap di zona merah, dipimpin sektor finansial (-1,08 persen) dan infrastruktur (-0,60 persen). Lima sektor lainnya mampu bergerak positif, dipimpin sektor tambang dan pertanian yang masing-masing naik 1,15 persen dan 0,69 persen.
Secara sektoral, saham BBRI (-1,81 persen), BBCA (-1,14 persen), BMRI (-1,36 persen), dan BBNI (-1,53 persen) menjadi penekan utama pelemahan sektor finansial siang ini.
Sebanyak 138 saham menguat, 196 saham melemah, dan 299 saham stagnan dari 633 saham yang diperdagangkan.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 1,81 persen dan 1,14 persen pun menjadi penekan utama pelemahan IHSG pada akhir sesi I berdasarkan kapitalisasi pasar.
Adapun berdasarkan persentase, saham PT Yanaprima Hastapersada Tbk. (YPAS) yang anjlok 21,21 persen membukukan penurunan harga saham terbesar, ditempel saham PT Sekar Bumi Tbk. (SKBM) yang anjlok 21,05 persen.
Berikut perincian saham pada IHSG pada akhir sesi I:
Lima saham penekan utama berdasarkan kapitalisasi pasar: | |
---|---|
Kode | Perubahan (persen) |
BBRI | -1,81 |
BBCA | -1,14 |
TLKM | -1,39 |
BMRI | -1,36 |
HMSP | -0,60 |
Lima saham terlemah berdasarkan persentase: | |
---|---|
Kode | Perubahan (persen) |
YPAS | -21,21 |
SKBM | -21,05 |
MFMI | -16,95 |
MASA | -15,34 |
CSAP | -14,29 |
Sumber: Bloomberg