Bisnis.com, JAKARTA — Emiten penyedia layanan transportasi, PT Blue Bird Tbk. terus agresif melakukan ekspansi dan inovasi guna berkompetisi ke era penyedia transportasi daring.
Baru-baru ini, emiten berkode saham BIRD itu meluncurkan taksi listrik dan mengakuisisi bisnis shuttle Cititrans. Dengan sejumlah aksi korporasi tersebut, mampukah saham BIRD menembus Rp4.000?
Richard Suherman, analis Sinarmas Sekuritas dalam risetnya menyebutkan bahwa perang tarif yang terjadi dengan penyedia transportasi daring yang sudah tidak lagi sengit akan menjadi sentimen positif untuk BIRD.
Menurut Richard, BIRD mengakuisisi perusahaan bisnis shuttle Cititrans yang disebut-sebut sebagai bagian dari rencana ekspansi mereka untuk memonetisasi penyelesaian jalan tol Trans-Jawa.
Cititrans saat ini memiliki 130 kendaraan yang beroperasi di rute Jakarta-Bandung. Ke depan, perusahaan berencana untuk memperluas jaringan rutenya di wilayah Jawa, terutama menuju wilayah Jawa Tengah dan Timur.
“Dalam 2 tahun ke depan, BIRD berencana untuk memperluas jaringan mereka ke 10 lokasi yang berbeda, di mana perusahaan berencana untuk menambah sekitar 100-120 lebih banyak kendaraan. Kami memperkirakan Cititrans akan membukukan Rp10 miliar pada 2019,” jelasnya.
Baca Juga
Selain itu, BIRD saat ini sedan memperluas ruang lingkup kemitraan dengan Gojek.
Richard mengatakan bahwa BIRD saat ini sedang berdiskusi dengan Gojek untuk memperbarui kontrak dan mungkin memperluas kemitraan di luar skema yang ada.
Sinarmas Sekuritas mengulagi rekomendasi beli pada saham BIRD dan meningkatkan TP 2019 kami menjadi Rp4.000, yang berasal dari PER rata-rata 19,0 kali.
Sementara itu, analis Senior Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio mengatakan bahwa BIRD adalah salah satu pelaku bisnis transportasi yang terbesar di Indonesia yang menguasai pasar penumpang.
Menurutnya, dengan adanya pengembangan ekspansi melalui akuisisi, BIRD dinilai dapat lebih menguasai pasar penumpang di dalam negeri.
Sementara itu, peluncuran mobil listrik berpeluang untuk menekan konsumsi bahan bakar.
“Prospek BIRD ke depan bisa menambah market pasar transportasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, dengan munculnya pesaing dalam bisnis angkutan umum yang berbasis digital, Bertoni menilai BIRD harus lebih bisa untuk memanjakan konsumennya dalam layanan digital perseroan.
“Dengan brand yang dipercaya maka diharapkan bisa dikembangkan strategi bermitra dengan mengembangkan sistem online terpadu,” jelasnya.
Untuk saham BIRD, dia merokemendasikan buy on weakness dengan target price Rp4.500 yang mencerminkan price earning ratio PER 19,5 kali pada tahun ini.
Kemarin, saham BIRD ada di level Rp3.110.