Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Tambah Tertekan

Pelemahan harga batu bara di bursa ICE Newcastle berlanjut pada akhir perdagangan Selasa (14/5/2019).
Pekerja berjalan di dekat timbunan batu bara, di Berau, Kaltim./REUTERS-Yusuf Ahmad
Pekerja berjalan di dekat timbunan batu bara, di Berau, Kaltim./REUTERS-Yusuf Ahmad

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan harga batu bara di bursa ICE Newcastle berlanjut pada akhir perdagangan Selasa (14/5/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Juni 2019 ditutup melemah 0,64 persen atau 0,55 poin di level US$84,80 per metrik ton, penurunan hari keempat beruntun.

Harga batu bara untuk kontrak yang lebih aktif Juli 2019 juga memperpanjang pelemahannya untuk hari keempat sebesar 0,81 persen atau 0,70 poin di posisi 85,45.

Namun harga batu bara untuk kontrak teraktif Juli 2019 di bursa ICE Rotterdam mampu rebound dan berakhir menanjak 1,53 persen atau 0,95 poin di level 62,85 pada perdagangan Selasa (14/5).

Adapun harga batu bara thermal untuk pengiriman September 2019 di  Zhengzhou Commodity Exchange, turun 0,13 persen atau 0,8 poin dan ditutup di level 604,2 yuan per metrik ton.

“Permintaan dari pembangkit tenaga listrik akan tetap lemah dalam jangka pendek dan harga di pelabuhan kurang memiliki momentum kenaikan lebih lanjut,” terang analis Huatai Futures Sun Hongyuan dalam risetnya, seperti dikutip Bloomberg.

Di sisi lain, harga minyak mentah berhasil mematahkan rangkaian pelemahannya dan menguat pada akhir perdagangan Selasa (14/5) menyusul laporan dua serangan pesawat tanpa awak di pipa utama Arab Saudi.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni ditutup menanjak 1,21 persen atau 0,74 poin di level US$61,78 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Juli 2019 berakhir menguat 1,44 persen di level US$71,24 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Di Arab Saudi, dua stasiun pompa di jalur pipa Timur-Barat, yang membawa minyak ke pelabuhan Laut Merah Yanbu, diserang oleh pesawat tanpa awak bersenjata, menurut Energy Minster Khalid Al-Falih dalam sebuah pernyataan sebelumnya.

Hal tersebut memicu kebakaran yang menyebabkan kerusakan pada satu stasiun, tetapi akhirnya dapat dikendalikan.

Saudi Aramco mengambil tindakan pencegahan dan untuk sementara menghentikan operasional pipa, dan saat ini tengah mengevaluasi situasi, menurut pernyataan tersebut. Ekspor minyak mentah dan produk terus berjalan seperti biasa, kata Al-Falih.

Ketegangan di wilayah itu meningkat bulan ini setelah pemerintahan Presiden Donald Trump bergerak untuk memperketat sanksi atas penjualan minyak Iran.

Di sisi lain, Iran mengancam untuk memblokir pengiriman minyak melalui Selat Hormuz Teluk Persia jika sanksi dari AS menghentikan ekspornya. AS merespons dengan mengerahkan kapal induk, pesawat pembom, dan rudal pertahanan ke wilayah tersebut.

Pergerakan harga batu bara kontrak Juni 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

14 Mei

84,80

(-0,64 persen)

13 Mei

85,35

(-1,56 persen)

10 Mei

86,70

(-0,57 persen)

9 Mei

87,20

(-1,52 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper