Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Selasa (7/5/2019) berpotensi menguat, untuk membalikkan penurunan dalam perdagangan kemarin.
Pada perdagangan Senin (6/5), IHSG anjlok -1,0 persen atau turun 63.11 poin ke level 6.256,35 pada saat penutupan. Indeks melemah sejak awal sesi perdagangan lebih dari 1,5 persen pada sesi pertama.
Bursa saham Asia mayoritas ditutup melemah signifikan dengan Indeks Hangseng (-2,90 persen) dan Shanghai (-5,84 persen) terperosok dalam setelah komentar Donald Trump mengenai ancaman pengenaan tarif impor yang lebih cepat dan berlipat ganda jika kesepakatan perdagangan tidak menemukan titik temu pada pertemuan minggu ini.
Wakil Perdana Menteri China Liu He dijadwalkan tiba di Washington pada hari Rabu (8/6) dengan delegasi sekitar 100 orang, tetapi sekarang China sedang mempertimbangkan untuk menunda perjalanan itu. Kurs yuan jatuh bersamaan dengan penurunan harga minyak mentah.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan panic selling terjadi setelah kondisi keruh kembali terlihat pada tensi perdagangan AS-China yang membuat mayoritas mata uang negara asia dan emerging market terdepresiasi hingga menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama tahun 2019 rilis jauh di bawah ekspektasi sebesar 5,07 persen YoY berbanding 5,18 persen diperiode sebelumnya dan 5,18 persen pada ekspektasi awal.
Selain itu, perlambatan proyek infrastruktur serta turunnya pertumbuhan ekspor dan impor sebagai indikator perdagangan menjadi salah satu faktor utama. “Investor asing tercatat net sell cukup besar di level Rp 824.22 miliar,” katanya, Senin (6/5) malam.
Nafi melanjutkan bahwa IHSG membentuk pola hammer pattern pada area Fibonacci 38,2 persen sehingga memberikan indikasi whipsaw dengan potensi menguji kembali resistance.
Indikator RSI memiliki momentum yang cenderung murah berada pada area oversold, sehingga memberikan signal bullish reversal momentum. “Sehingga diperkirakan IHSG akan mencoba menguat dengan support resistance 6.200-6.320.”
Adapun saham-saham yang masih dapat dicermati di antaranya WSBP, WTON, SMGR, INTP, HMSP, UNVR, JSMR, ITMG, PTBA, CTRA, AKRA.