Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Bangkit Kembali Tembus 6.400 Jelang Akhir Pekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari pelemahannya dan kembali menembus level 6.400 pada perdagangan hari ini, Jumat (26/4/2019).
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Jumat (5/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Jumat (5/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari pelemahannya dan kembali menembus level 6.400 pada perdagangan hari ini, Jumat (26/4/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berakhir menguat 0,44 persen atau 28,29 poin di level 6.401,79 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Kamis (25/4), IHSG melorot 1,16 persen atau 75,1 poin di level 6.372,79, level penutupan terendahnya sejak 12 Maret.

Sebelum berbalik ke zona hijau, indeks sempat melanjutkan pelemahannya dengan dibuka turun 0,36 persen atau 22,86 poin di level 6.349,92 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.321,66 – 6.401,08.

Tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin infrastruktur (+1,61 persen) dan aneka industri (+1,17 persen). Adapun sektor tambang dan properti masing-masing turun 0,25 persen dan 0,24 persen.

 Dari 632 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 211 saham menguat, 186 saham melemah, dan 235 saham stagnan.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang masing-masing naik 2,09 persen dan 3,69 persen menjadi pendongkrak utama rebound IHSG.

Kendati demikian, aksi jual bersih oleh investor asing berlanjut pada perdagangan hari keempat beruntun. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp869,47 miliar pada perdagangan hari ini.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 rebound dan berakhir menguat 0,72 persen atau 4,05 poin di level 562,30, setelah ditutup melemah 1,07 persen atau 6,05 poin di posisi 558,25 pada Kamis (25/4).

Indeks saham lainnya di Asia mayoritas berakhir di zona merah. Di antara yang melemah adalah indeks SE Thailand (-0,45 persen) dan indeks PSEi Filipina (-0,33 persen).

Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing ditutup turun 0,15 persen dan 0,22 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,51 persen.

Di China, dua indeks saham utamanya, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing berakhir melorot 1,20 persen dan 1,33 persen.

Kedua indeks saham utama China tersebut membukukan penurunan mingguan tertajamnya sejak Oktober 2018 akibat tertekan kekhawatiran investor bahwa China dapat mengurangi langkah-langkah stimulusnya di tengah tanda-tanda stabilisasi ekonomi.

Bursa saham global rata-rata turun tipis pada perdagangan sore ini, menjelang rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Reuters, indeks MSCI All Country World, yang melacak pergerakan saham di 47 negara, turun kurang dari 0,1 persen. Pada saat yang sama, indeks Stoxx 600 Eropa turun 0,1 persen.

Fokus pasar saat ini tertuju pada rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal pertama. Rilis serangkaian data ekonomi yang solid telah mendorong para analis merevisi proyeksi mereka untuk pertumbuhan AS.

Perkiraan median terbaru oleh survei Reuters menunjukkan ekspansi sebesar 2,0 persen secara tahunan. Perkiraan PDB dari Atlanta Federal Reserve memproyeksikan ekspansi sebesar 2,7 persen, setelah sebelumnya hanya memperkirakan 0,5 persen.

“Data PDB yang stabil akan memperkuat daya tarik (saham) yang bullish karena kekhawatiran atas resesi akan berkurang. Sebaliknyan, kemungkinan penurunan dapat memicu aksi ambil untung menjelang akhir pekan,” ujar Konstantinos Anthis, kepala penelitian di ADSS.

Rilis data PDB tersebut juga dapat menentukan keputusan suku bunga acuan Bank Sentral AS pekan depan, dimana investor akan berupaya mengantisipasi bagaimana The Fed merespons sebagian besar indikator data yang kuat.

Indeks dolar AS telah menguat selama beberapa hari terakhir saat investor memperkirakan bahwa ekonomi AS akan mengungguli negara-negara lain.

Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah hari ini berakhir melemah 13 poin atau 0,09 persen di level Rp14.199 per dolar AS, pelemahan hari kelima beruntun.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

TLKM

+2,09

GGRM

+3,69

ASII

+1,32

BDMN

+4,68

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

UNVR

-1,94

HMSP

-0,59

TOPS

-8,00

INKP

-3,17

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rahayuningsih

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper