Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikuti Bursa Asia, IHSG Melemah Siang Ini

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (10/4/2019).
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (10/4/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,39% atau 25,03 poin ke level 6.459,32 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (9/4), IHSG berakhir menguat 0,91% atau 58,61 poin di level 6.484,35.

Indeks mulai tergelincir dari penguatannya dengan dibuka turun 0,12% atau 7,57 poin di level 6.476,78 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.456,67 – 6.487,76.

Seluruh sembilan sektor menetap di zona merah, dipimpin sektor infrastruktur (-0,87%), perdagangan (-0,70%), dan tambang (-0,60%).

Sebanyak 136 saham menguat, 204 saham melemah, dan 289 saham stagnan dari 629 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 1,26% dan 0,45% menjadi penekan utama pelemahan IHSG siang ini.

Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah melemah 26 poin atau 0,18% ke level Rp14.159 per dolar AS, setelah berakhir menguat 34 poin atau 0,24% di posisi 14.133 pada perdagangan Selasa (9/4).

Indeks saham lainnya di kawasan Asia ikut bergerak negatif siang ini, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing melemah 0,74% dan 0,67%. Adapun indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing turun 0,37% dan 0,40%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,30%.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang turun 0,1%, sehari setelah membukukan level tertingginya sejak 1 Agustus.

Dilansir Reuters, bursa Asia tergelincir dari level tertingginya dalam delapan bulan setelah Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan prospek pertumbuhan global. IMF memangkas proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini.

Ekonomi global disebut melambat lebih dari yang diperkirakan dan penurunan yang tajam dapat mengharuskan para pemimpin dunia untuk mengkoordinasikan langkah-langkah stimulus.

“Gap antara kekuatan dalam saham global dan kelesuan dalam ekonomi riil telah melebar,” ujar Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper