Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Kemarau, Japfa Comfeed (JPFA) Agresif Serap Jagung Petani

Emiten unggas, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) gencar menyerap jagung dari petani lokal untuk menjaga pasokan pakan memasuki musim kemarau.
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten unggas, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) gencar menyerap jagung dari petani lokal untuk menjaga pasokan pakan memasuki musim kemarau.

Adapun penyerapan jagung dari petani lokal dilakukan sejalan dengan proyeksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan musim kemarau yang bakal datang lebih cepat. Manajemen Japfa mengungkapkan, penyerapan jagung dilakukan di seluruh wilayah yang potensial.

"JAPFA berusaha semaksimal mungkin menyerap jagung dari petani lokal di seluruh wilayah potensial dengan memanfaatkan corn dryer untuk menyokong ketersediaan jagung yang semakin langka di musim kemarau nanti," ungkap manajemen JPFA kepada Bisnis, Kamis (21/3/2019).

Untuk memenuhi kebutuhan pakan, JPFA tidak melakukan impor gandum. Strategi lain yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pakan yakni memperbesar kapasitas silo.

Manajemen JPFA mengungkapkan, pada tahun ini perseroan akan menambahkan silo hampir di setiap unit produksi dengan kapasitas silo sebesar 30.000 ton yang tersebar di seluruh Indonesia untuk didistribusikan ke seluruh unit produksi.

Hingga 2018, nilai penjualan JPFA mencapai Rp34,01 triliun, naik 14,89% dari posisi Rp29,6 triliun pada 2017. Laba tahun berjaln JPFA pada 2018 senilai Rp2,25 triliun, naik 116% dari posisi Rp1,04 triliun pada 2017.

Lebih rinci, penjualan JPFA paling banyak berasal dari produk peternakan dan produk konsumen senilai Rp13,69 triliun, pakan ternak senilai Rp12,52 triliun, ayam umur sehari Rp3,23 triliun dan budidaya perairan senilai Rp2,52 triliun. Sisanya beraal dari perdagangan dan lain-lain senilai Rp897,62 miliar.

Sebagai informasi, pada 2018, JPFA menggunakan dana senilai Rp2,28 triliun untuk investasi barang modal, terdiri dari bangunan, prasarana, mesin, tanah, peralatan kantor dan kendaraan. Adapun barang modal ini akan ditujukan untuk mendukung operasional perseroan.

Lebih rinci, capital expenditure pada 2018 digunakan untuk pakan ternak senilai Rp496,7 miliar, ayam umur sehari (DOC) senilai RP948,16 miliar, peternakan dan produk konsumen senilai Rp240,55 miliar, budidaya perairan senilai Rp140,43 miliar, peternakan sapi Rp37,62 miliar, perdagangan dan lain-lain senilai Rp425,13 miliar.

Pada tahun ini, JPFA siap mengalokasikan belanja modal senilai Rp3 triliun untuk kegiatan usaha perunggasan. JPFA memperkiraan nilai belanja modal senilai Rp3 triliun, dimana sekitar 20%-25% merupakan belanja modal untuk pemeliharaan dan perbaikan dan sebagian besar sisanya untuk kegiatan usaha perunggasan dan kegiatan terkait lainnya dengan catatan akan disesuaikan dengan perkembangan pasar tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper