Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sido Muncul (SIDO) Kejar Pertumbuhan Dua Digit

Emiten farmasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. memiliki kapasitas produksi maksimal 180 juta saset per bulan setelah pabrik cairan obat dalam (COD) II selesai pada akhir 2018. Mampukah penambahan kapasitas ini mengerek pertumbuhan penjualan dan laba bersih hingga dua digit pada 2019?
Ilustrasi/sidomuncul.com
Ilustrasi/sidomuncul.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. memiliki kapasitas produksi maksimal 180 juta saset per bulan setelah pabrik cairan obat dalam (COD) II selesai pada akhir 2018. Mampukah penambahan kapasitas ini mengerek pertumbuhan penjualan dan laba bersih hingga dua digit pada 2019?

Sekretaris Perusahaan Sido Muncul Tiur Simamora mengatakan, kapasitas pabrik lama sebesar 80 juta sachet per bulan. Seiring dengan selesainya pabrik COD II, maka kapasitas maksimalnya menjadi 180 sachet per bulan. 

Adapun, saat ini kapasitas terpakai baru mencapai 60% atau sekitar 108 sachet per bulan. Emiten dengan kode saham SIDO ini secara bertahap meningkatkan produksi sesuai dengan kebutuhan industri.

"COD II itu kapasitas maksimal menjadi 180 juta sachet. Saat ini baru bisa 60% secara bertahap akan naik sesuai dengan kebutuhan distribusi," katanya, Kamis (21/3/2019). 

Perseroan memasang target pertumbuhan top line dan bottom line masing-masing minimal 10% pada tahun ini. Guna mendorong volume penjualan, perseroan memperkuat pasar ekspor yang saat ini kontribusinya kurang dari 2% terhadap penjualan, serta perluasan ke Indonesia Bagian Timur.   "Memperluas penetrasi pasar di Indonesia Bagian Timur, meningkatkan ekspor terutama Filipina, Negara Asean," katanya. 

Berdasarkan laporan keuangan 2018 audited, penjualan bersih naik 7,36% menjadi Rp2,76 triliun. Sedangkan, laba bersih tercatat tumbuh 24,36% menjadi Rp663,85 miliar. 

Dengan demikian, net profit margin 2018 sebesar 24,02%. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya yakni 20,74% pada 2017 dan 18,76% pada 2016.  Penjualan SIDO dikontribusikan dari segmen jamu herbal dan suplemen sebesar 66,72%, makanan dan minuman sebesar 29,66%, dan farmasi sebesar 3,63%. 

Direktur Sido Muncul Leonard menjelaskan, pertumbuhan 2018 didorong peningkatan fasilitas ekstraksi yang dimiliki entitas anak PT Semarang Herbal Indo Plant, sehingga terjadi efisiensi. Di samping itu, perseroan tidak lagi melakukan pembayaran royalti atas penggunaan resep jamu. 

"Kenaikan harga dan volume penjualan terutama menyebabkan net profit margin kami cukup naik di 2018. Kenaikan harga dan volume penjualan sebesar total 9,5%," katanya belum lama ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper