Bisnis.com, JAKARTA -- Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. telah mencapai titik tertingginya selama empat tahun terakhir. Bagaimana rekomendasi sahamnya?
Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun menjelaskan bahwa pada 6 Maret 2019, saham emiten berkode saham GIAA tersebut mencapai titik tertingginya sejak 7 Januari 2015. Pada 6 Maret 2019, saham GIAA menyentuh menuju level Rp630 per saham.
Sementara itu, secara year-to-date (ytd), saham GIAA sudah menguat 94,63%.
Menurutnya, saham maskapai pelat merah itu melonjak karena penetapan tarif yang lebih tinggi, harga bahan bakar yang lebih rendah, dan pengaruh Kerja Sama Operasi (KSO) dengan Sriwijaya Group, yang telah membuat kinerja operasi lebih berkelanjutan.
“Meskipun perkembangan positif untuk kinerja keseluruhan, kami pikir investor harus mengambil sikap konservatif, mengingat ada ketidakpastian tentang intervensi harga dan risiko penyusutan volume karena tarif yang lebih tinggi,” ujar Lee dalam riset yang dikutip Bisnis, Jumat (15/3/2019).
Belum lama ini, GIAA menerbitkan data operasional bulanan untuk Januari 2019. Beberapa hal utama yang disampaikan adalah adanya kenaikan tarif, meskipun akan turun pada Februari 2019 karena dampak penurunan harga.
Selain itu, penurunan volume penumpang tak terhindarkan dan harga bahan bakar mulai stabil. Namun, dampaknya dipandang cukup terbatas.
“Kami menaikkan harga target kami pada GIAA ke Rp560, tetapi menurunkan rekomendasi kami ke hold,” pungkasnya.