Bisnis.com, JAKARTA — Pilarmas Investindo Sekuritas menilai para pelaku pasar dan investor hari ini, Rabu (6/3/2019) masih menunggu perkembangan dari National People’s Congress setelah kemarin sempat disampaikan bahwa pertumbuhan China akan mengalami penurunan menjadi 6% hingga 6,5%, terendah dalam hampir 3 dekade.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan bahwa tentu hal ini memberikan tekanan khususnya kepada Indonesia karena negara tujuan expor Indonesia per 2017, China merupakan nomor 1.
Sedikit banyak, hal ini tentu akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan Indonesia apabila Indonesia tidak menambah daftar negara tujuan ekspornya.
Dengan menjaga rasio leverage China pada 2019, pembuat kebijakan berusaha menyalakan kembali pinjaman kepada sektor swasta sambil menghindari percepatan kenaikan utang yang saat ini berada pada 50% dari PDB.
Tidak hanya itu saja, data Caixin China PMI Composite dan Services juga terlihat kembali melemah setelah data tersebut keluar kemarin. Hal ini juga yang menjadi perhatian para pelaku pasar dan investor bahwa efek dagang kian terasa terhadap perekonomian China.
Fokus berikutnya adalah menanti pertemuan Bank Sentral Eropa yang akan disampaikan pada hari Kamis nanti.
Baca Juga
"Meskipun kami melihat tidak akan ada perubahan, namun tingkat probabilitas kenaikkan tingkat suku bunga merupakan sesuatu yang patut kita nantikan, khususnya terkait dengan tahun ini, yang di mana Markit Services dan Composite zona Euro masih menjadi perhatian utama tatkala masih terus dalam proses pelemahan," katanya melalui riset harian, Rabu (6/3/2019).
Perkembangan datang dari Mike Pompeo. Dalam wawancaranya dengan Sinclair Broadcast, Presiden Trump akan siap untuk meninggalkan perjanjian perdagangan dengan China kecuali dia mendapatkan kesepakatan yang sempurna. Hal ini tentu akan menjadi tolok ukur tersendiri bahwa Amerika harus mendapatkan apa yang mereka inginkan dari China.
Sejauh ini masih belum ada perkembangan lebih lanjut, tetapi diharapkan bahwa pertemuan antara Amerika dan China dapat selesai pada akhir bulan ini, sehingga dapat mengurangi tingkat ketidakpastian ekonomi di masa mendatang.
Indeks global, khususnya dari Amerika semalam juga ditutup merah, hal ini jugalah yang turut memberikan tekanan pelemahan bagi IHSG hari ini. "Secara teknikal, kami memproyeksikan IHSG bergerak melemah dan diperdagangkan pada rentang harga 6.404-6.481 untuk perdagangan hari ini," katanya.
Pada perdagangan Selasa (5/3/2019) IHSG ditutup melemah 47 poin atau 0,73% ke level 6.441. Sektor aneka industri memberikan kontribusi kenaikan terbesar pada perdagangan kemarin. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,17 triliun.