Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Pimpin Reli Penguatan Mata Uang Asia, Terdongkrak Sinyal Positif Pertemuan AS dan China

Rupiah ditutup menguat melawan dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Senin (18/2/2019) dan masih memimpin tren penguatan mata uang di klasemen Asia.
Karyawan memegang mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan memegang mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah ditutup menguat melawan dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Senin (18/2/2019) dan masih memimpin tren penguatan mata uang di klasemen Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (18/2/2019), rupiah ditutup menguat 0,312% atau naik 44 poin menjadi Rp14.110 per dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, rupiah berhasil menguat cukup baik dipacu oleh aura damai dari perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berlangsung pada pekan lalu di Beijing.

“Walaupun dari pertemuan pekan lalu belum terdapat kesepakatan, tetapi dengan adanya pertemuan lanjutan di Washington pekan depan, pasar menjadi optimistis perang dagang akhirnya akan menemukan titik akhir,” ujar Ibrahim kepada Bisnis.com, Senin (18/2/2019).

Presiden AS Donald Trump juga telah memberikan isyarat bahwa akan menghapus bea impor sebesar US$200 miliar terhadap China seiring dengan rencana memperpanjang tenggat waktu negosiasi perdagangan pada 1 Maret 2019.

Walaupun demikian, Ibrahim mengatakan bahwa optimisme perundingan perdagangan AS dan China pekan lalu belum bisa dijadikan sebagai alasan perang dagang akan usai. Masih banyak tahapan dan pertemuan yang harus dilalui kedua negera tersebut untuk akhirnya berdamai dalam perdagangan.

Seperti pada pertemuan perdagangan pekan depan, AS dan China masih akan membicarakan hak kekayaan intelektual yang susah untuk menemukan titik terang.

“Karena hak kekayaan intelektual tersebut kebijakan yang nasionalis, jadi mungkin susah untuk sepakat. Kedua negara sama-sama memperjuangkan dan melindungi perusahaan negara masing-masing,” ujar Ibrahim.

Ibrahim memproyeksi esok hari rupiah akan bergerak pada level Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.150 per dolar AS.

Pada perdagangan Senin (18/2/2019) pukul 15.50 WIB, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback dihadapan mata uang mayor lainnya bergerak negatif, melemah tipis 0,7% menjadi 96,835.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper