Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Bank Indonesia Melemah 60 Poin, Mata Uang di Asia Bergerak Variatif

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (29/1/2019) di level Rp14.098 per dolar AS, melemah 60 poin atau 0,43% dari posisi Rp14.038 pada Senin (28/1).
Rupiah dan Dolar AS.
Rupiah dan Dolar AS.

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (29/1/2019) di level Rp14.098 per dolar AS, melemah 60 poin atau 0,43% dari posisi Rp14.038 pada Senin (28/1).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.168 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.028 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau masih melemah 20 poin atau 0,14% ke level Rp14.092 per dolar AS pada pukul 10.10 WIB. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.070-Rp14.094 per dolar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan pelemahannya ketika dibuka terdepresiasi tipis 2 poin atau 0,01% di posisi Rp14.070 per dolar AS dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (28/1/2019), nilai tukar rupiah ditutup melemah 21 poin atau 0,15% di posisi Rp14.072 per dolar AS.

Mata uang lainnya di Asia cenderung bergerak variatif siang ini, dengan pelemahan didorong oleh baht Thailand yang terdepresiasi 0,20%, sedangkan yen Jepang terpantau menguat sebesar 0,1%.

Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau melemah 0,016 poin atau 0,02% ke level 95,730 pada pukul 11.00 WIB.

Indeks dolar AS sebelumnya dibuka turun hanya 0,002 poin ke level 95,744, setelah pada akhir perdagangan Senin (28/1), indeks dolar AS ditutup melemah 0,048 poin atau 0,05% ke level 95,746.

Dilansir Reuters, dolar AS melemah dan yen menguat karena investor mencari aset safe-haven setelah Departemen Kehakiman AS mendakwa Huawei Technologies Co Ltd melakukan penipuan, meningkatkan ketegangan perdagangan AS-China.

AS pada hari Senin mendakwa Huawei, kepala keuangannya, dan dua afiliasinya atas tuduhan penipuan dan konspirasi sehubungan dengan kesepakatan di Iran.

Investor khawatir tuduhan itu dapat memperumit pembicaraan perdagangan tingkat tinggi yang akan dimulai pada hari Rabu ketika Wakil Perdana Menteri China Liu He akan bertemu dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.

"Ada peluang yang jauh lebih kecil sekarang bahwa kita mendapatkan sesuatu yang positif dari negosiasi perdagangan ini," kata Nick Twidale, chief operating officer di Rakuten Securities, seperti dikutip Reuters.

"Ini kemungkinan akan berdampak buruk bagi aset berisiko seperti saham dan kami memperkirakan dolar/yen dan dolar Australia berada di bawah tekanan," kata Twidale.

Pelaku pasar juga menantikan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 29-30 Januari, dengan Gubernur The Fed Jerome Powell secara luas diharapkan untuk mengakui risiko yang semakin meningkat terhadap ekonomi AS ketika momentum global melemah.

Investor memperkirakan The Fed mengambil sikap yang lebih berhati-hati terhadap kebijakan daripada yang mereka lakukan pada tahun 2018, menyusul tanda-tanda pendapatan perusahaan AS telah mencapai puncak dan hilangnya momentum ekonomi baik di dalam negeri maupun global.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)               

29 Januari

14.098

28 Januari

14.038

25 Januari

14.163

24 Januari

14.141

23 Januari

14.188

SumberBank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper